Minggu, 15 Mei 2011

Menanti Guru Melek Internet

SURABAYA, KOMPAS.com —

Wawasan para guru harus terus ditingkatkan, terutama saat ini dalam penguasaan internet sebagai media pembelajaran di sekolah. Harus ada lompatan besar guna meningkatkan kualitas guru untuk mengatasi ketertinggalan pada era digital saat ini.

Demikian diungkapkan Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Satria Dharma saat mendeklarasikan gerakan nasional "Guru Melek Internet" di acara Kuliah 3000 Guru di Surabaya, Sabtu (7/5/2011).

Program yang digelar IGI bekerja sama dengan PT Telkom itu menargetkan 100.000 guru melek internet selama tiga tahun ke depan.

"Harus ada lompatan revolusioner di bidang pendidikan agar bangsa ini tidak tertinggal oleh bangsa lain," tegas Satria Dharma.

Ia mengatakan, secara intensif guru-guru yang sama sekali tidak mengenal, tidak mengerti, dan tidak memahami internet harus menjadi guru yang "melek" internet. Internet telah menjadi sumber belajar yang luar biasa sehingga harus diketahui dengan baik oleh guru sebagai garda depan dunia pendidikan.

Sekretaris IGI M Ihsan mengatakan, kemajuan bangsa ditentukan oleh guru sehingga perubahan kualitas guru tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Ia mengatakan, harus ada lompatan besar guna meningkatkan kualitas tersebut.

"Di dunia maya banyak sekali informasi dan sumber belajar yang bisa diaplikasikan di dalam kelas.

Informasi pendidikan, cara mengajar, dan metode pembelajaran juga bisa menjadi inspirasi guru untuk berkreativitas di kelas.

Dengan semakin menariknya pembelajaran di kelas, interaksi guru-siswa dalam kegiatan belajar-mengajar juga semakin intens. Dengan begitu, guru dan siswa akan terus dituntut berinovasi," ujar Ihsan.

"Ini artinya guru pun dituntut untuk terus belajar. Bukan hanya siswa saja yang belajar," katanya.

Untuk mendukung program tersebut, lanjut Ihsan, IGI telah menghimpun para guru yang sudah lebih dulu melek internet sebagai trainer.

Terkait hal itu, pihaknya baru saja menyelenggarakan pelatihan agar guru memiliki avatar di dunia maya melalui program Second Life Virtual (SLV).

"Dalam program ini, guru-guru di seluruh dunia bisa berinteraksi dan berbagi ilmu. Kami berharap target ini bisa dilaksanakan dalam tiga tahun," kata Ihsan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar