Sabtu, 28 Januari 2012

Lagu Dolanan Anak Jawa

Padhang Bulan

Yo prakanca dolanan ing njaba
Padhang mbulan padhangé kaya rina
Rembulané kang ngawé-awé
Ngélikaké aja turu soré-soré

Te Kate Dipanah

Te kate dipanah
dipanah ngisor gelagah
ana manuk konde-onde
mbok sirbombbrok, mbok si kate
mbok sirbombbrok, mbok si kate
mbok sirbombbrok, mbok si kate

Kidang Talun

Kidang talunmangan kacang, talun
mil kethemil, mil kethemil
si kidang mangan lembayung
Gajah belang
duwe anak, belang
nuk renggunuk, nuk renggunuk
Si gajah lèmbèhan tlalé


Pitik Tukung

Aku duwe pitik, pitik tukung
saben dina, tak pakani jagung
petok gogok petok petok ngendhog siji
tak teteske,kabeh trondhol dhol dhol
tanpa wulu,megal-megol gol gol gawe guyu

Sluku-sluku Bathok

Sluku-sluku bathok
Bathoke ela-elo
Si Rama menyang Solo
Leh olehe payung mutho
Mak jentit lho-lho lobah
Wong mati ora obah
Yen obah medeni bocah
Yen urip goleka duwit

Gambang Suling

Gambang suling
ngumandang swarane
Tulat tulit kepenak unine
Unine mung nrenyuh ake
Barengan lan kentrung ketipung suling
Sigrak kendangane

Menthok Menthok

Menthok, menthok
tak kandhani
Mung lakumu angisin isini
Mbok ya aja ngetok ana kandhang wae
Enak enak ngorok ora nyambut gawe
Menthok, menthok mung lakumu
Megal megol gawe guyu

Jaranan

Jaranan jaranan jarane jaran Teji
Sing numpak Mas Ngabehi, sing ngiring para abdi
Jrek jrek nong, jrek jrek gung jrek ejrek turut lurung
Gedebuk krincing gedebuk krincing thok thok gedebuk jedher
Gedebuk krincing gedebuk krincing thok thok gedebuk jedher


Dondong Opo Salak

Dhondhong apa salak, dhuku cilik-cilik
Ngandhong apa mbecak, m'laku timik-timik
Dhondhong apa salak, dhuku cilik-cilik
Ngandhong apa mbecak, m'laku timik-timik
Atik ndherek Ibu tindak menyang pasar
Ora pareng rewel ora pareng nakal
Ibu mengko mesthi mundhut oleh-oleh
Kacang karo roti Atik dhiparingi
Dhondhong apa salak, dhuku cilik-cilik
Gendhong apa pundhak aja ngithik-ithik

Turi-turi Putih

Turi turi putih dhitandur ning pinggir sumur
Turi turi putih dhitandur ning pinggir sumur
Jeleret tiba nyemplung ke kembang kembange apa
Mbok kira mbok kira mbok kira kembange apa
Kembang kembang m'lathi kembang m'lathi dironce-ronce
Kembang kembang m'lathi kembang m'lathi dironce-ronce
Sing kene setengah mati sing kana 'ra piye piye
Mbok kira mbok kira mbok kira kembange apa

Gotri Nagasari

Gotri legendri nogosari, ri
Riwul iwal- iwul jenang katul, tul
Tulen olen-olen dadi manten, ten
Tenono mbesuk gedhe dadi opo, po
Podheng mbako enak mbako sedeng, deng
Dengklok engklak-engklok koyo kodok


Tul Jaenak

Gula jawa rasane legi
Kripik mlinjo dipangan asu
Arep mulyo kudu marsudi
Buto ijo ojo ditunggu
Tul jaenak jae jatul jaeji
Kuntul jare banyak
ndoge bajul kari siji
Abang-abang gendero londo
Wetan sithik kuburan mayit
Klambi abang nggo tondo moto
Wedhak pupur nggo golek dhuwit
.
Cempa

Cempa rowa
Pakanamu apa rowa
Pupu gendhing ndhing ndhing ndhing
Rowang rawing wing wing wing
Bong kecebong
Jarane jaran bopong
Sing nunggangi Semar Bagong
Ejrek enong ejrek egung 
ejrek enong ejrek egung
ejrek enong ejrek egung


Senin, 09 Januari 2012

Untung Atau Malang Siapa yang Tahu ?

Alkisah jaman dahulu kala ada seorang petani miskin yang hidup dengan seorang puteranya.
Mereka hanya memiliki seekor kuda kurus yang sehari-hari membantu mereka menggarap ladang mereka yang tidak seberapa.
Pada suatu hari, kuda pak tani satu-satu nya tersebut menghilang, lari begitu saja dari kandang menuju hutan.Orang-orang di kampung yang mendengar berita itu berkata :
“Wahai Pak Tani, sungguh malang nasibmu!”.
Pak tani hanya menjawab, “Untung atau malang siapa yang tahu?
Keesokan hari nya, ternyata kuda pak Tani kembali ke kandangnya, dengan membawa 100 kuda liar dari hutan.
Segera ladang pak Tani yang tidak seberapa luas dipenuhi oleh 100 ekor kuda jantan yang gagah perkasa. Orang2 dari kampung berbondong datang dan segera mengerumuni “koleksi” kuda-kuda yang berharga mahal tersebut dengan kagum.
Pedagang-pedagang kuda segera menawar kuda-kuda tersebut dengan harga tinggi, untuk dijinakkan dan dijual. Pak Tani pun menerima uang dalam jumlah banyak, dan hanya menyisakan 1 kuda liar untuk berkebun membantu kuda tua nya.
Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata:
“Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!”.
Pak tani hanya menjawab, “Untung atau malang siapa yang tahu?”
Keesokan hari nya, anak pak Tani pun dengan penuh semangat berusaha menjinakan kuda baru nya. Namun, ternyata kuda tersebut terlalu kuat, sehingga pemuda itu jatuh dan patah kaki nya.
Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata:
“Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!”.
Pak tani hanya menjawab, “Untung atau malang siapa yang tahu? “
Pemuda itupun terbaring dengan kaki terbalut untuk menyembuhkan patah kakinya.
Perlu waktu lama hingga tulang nya yang patah akan baik kembali.
Keesokan hari nya, datanglah Panglima Perang Raja ke desa itu.
Dan memerintahkan seluruh pemuda untuk bergabung menjadi pasukan raja untuk bertempur melawan musuh di tempat yang jauh.
Seluruh pemuda pun wajib bergabung, kecuali yang sakit dan cacat.
Anak pak Tani pun tidak harus berperang karena dia cacat.
Beberapa hari kemudian mendapat kabar bahwa Pasukan yang dipimpin Panglima kerajaan menerima kekalahan dan semuanya mati.
Orang-orang di kampung berurai air mata mendengar kabar tersebut, dan berkata:
“Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!”.
Pak tani hanya menjawab, “Untung dan malang siapa yang tahu? “
Sahabat, kita manusia adalah makhluk yang lemah.
Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan untuk memahami rangkaian kejadian yang diskenariokan Sang Maha Pencipta.
Apa-apa yang kita sebut hari ini sebagai “kesialan”, barangkali di masa yang akan datang adalah jalan menuju “keberuntungan” .
Maka orang-orang seperti Pak Tani di atas, berhenti untuk “menghakimi” kejadian dengan label-label “beruntung”, “sial”, dan sebagainya.
Karena, siapalah kita ini menghakimi kejadian yang kita sunguh tidak tahu bagaimana hasil akhirnya nanti. Berapa banyak orang-orang sukses berawal dari kebangkrutan, anak yatim, drop out sekolah dsb.
Maka berhentilah menghakimi apa–apa yang telah terjadi , datangnya PHK , Paket Hengkang , Mutasi, bangkrut dsb yang selama ini kita sebut dengan “kesialan” , “musibah ” dll , karena bisa jadi disitulah permulaan Anda akan menjadi DIRI Anda yang sebenarnya dan permulaan menuju KESUKSESAN.
“Hadapi badai kehidupan sebesar apapun.
Tuhan takkan lupa akan kemampuan kita.
Kapal hebat diciptakan bukan untuk dilabuhkan di dermaga saja.”
Hal semacam ini juga sering terjadi pada diri kita jika kita mau memperhatikannya.
Apapun yang Anda hadapi Keberuntungan Atau Kemalangan, semuanya baik buat Anda !

http://filsafat.kompasiana.com/2010/03/30/untung-atau-malang-siapa-yang-tahu/

Selasa, 03 Januari 2012

Trah Mulyowikromo

Keluarga besar
Anak Pertama
Anak ke dua
Anak ke tiga
Anak ke empat
Anak ke lima
Anak ke enam
Mau melengkapi ?