Sabtu, 21 Juli 2012

Lima Jari Berdoa


Ibu Jari :

Jari ini adalah yang paling dekat dengan Anda, ketika Anda sedang melipat tangan dan berdoa.
Jadi, mulailah berdoa bagi orang-orang yang sangat akrab dan dekat dengan Anda.
Sebutkan nama-nama mereka yang Anda kenal baik.
Mendoakan orang-orang yang kita kasihi adalah  A SWEET DUTY.

Jari Telunjuk :

Jari berikutnya adalah si telunjuk.
Doakan bagi mereka yang mengajar. Ini termasuk para pastor , guru , dokter , dan para pendidik lainnya. Mereka butuh dukungan dan hikmat, agar dapat menunjukkan arah tepat bagi mereka yang dilayani.
Doakan mereka selalu.

Jari Tengah :

         Ini jari yang paling Tinga, berarti kita harus ingat pada para pemimpin bangsa.
Doakan para pejabat pemerintah.
Doakan para pejabat pemerintah.
Doakan para pemimpin organisasi social maupun bisnis.
Mereka saling mempengaruhi bangsa kita dan membimbing opini publik. Mereka sangat butuh bantuan dari-Nya.

Jari manis :

         Jari keempat adalah jari yang paling lemah.
Nah, guru pianopun biasanya cukup kebingungan ketika berhadapan dengan si jari lemah ini.
Oleh karena mari kita doakan bagi saudara-saudara kita yang kecil, lemah miskin an tersingkir.
Kita doakan bagi mereka yang dianggap sampah masyarakat.
Mereka sangat membutuhkan doa-doa Anda, baik siang maupun malam.
Tapi bukan hanya doa, mereka juga butuh uluran tangan Anda.

Jari Kelingking :

         Jari terakhir ini adalah yang paling kecil di antara jari-jari manusia.
Inilah jari yang menggambarkan sikap kita yang seharusnya rendah hati saat berhubungan dengan Tuhan dan sesama,
Jadi, jangan lupakan berdoa bagi diri sendiri, agar memiliki buah roh dan selalu rendah hati.

http://www.majalahmogi.com/2012/04/10/306/doa-kreatif-doa-lima-jari.html

Jumat, 06 Juli 2012

Unik, Bersin-Bersin Melihat Matahari


Mungkin ini adalah salah satu kebiasaan lucu sekaligus mengherankan.
Beberapa orang seringkali bersin saat menghadap atau melihat matahari.
Ini bukan hal yang langka, karena beberapa orang juga memiliki kebiasaan bersin saat sinar matahari mengenai wajah mereka.
Lalu, apa penyebab kebiasaan ini?

Pagon, seorang dokter anak yang menangani pengobatan genetik di Seattle Children Hospital mengatakan bahwa kebiasaan bersin saat menghadap sinar matahari ini merupakan hal yang diturunkan dan biasa disebut “photic sneeze reflex.

Tak hanya disebabkan oleh faktor genetik, Pagon juga menjelaskan bahwa banyaknya jumlah bersin yang dilakukan biasanya juga sama dan turun-temurun.

Uniknya, penemuan ini berhasil dipecahkan oleh Pagon secara tidak sengaja ketika menghadiri konferensi kesehatan bersama koleganya.
Mereka membicarakan topik ini, dan secara kebetulan diketahui bahwa empat dari 10 orang di antara mereka memiliki reaksi ini.

“Salah satu kolega mengatakan bahwa orang di keluarganya bersin sebanyak lima kali, di keluargaku sebanyak tiga kali, dan pada orang lain hanya satu kali,” kata Pagon, seperti dilansir oleh MSNBC.

Mereka menemukan bahwa setiap individu yang punya kebiasaan ini memiliki kesempatan sebesar 50% untuk menurunkan kebiasaan tersebut pada anaknya. Meskipun kebiasaan ini tampak tak biasa, namun ini bukanlah fenomena yang langka. 

Diketahui sekitar 18 35% orang memiliki kebiasaan ini, atau sekedar sensasi menggelitik pada hidung mereka saat melihat sinar matahari.
Beberapa orang bahkan mengalaminya dengan cahaya yang berbeda, seperti sinar lampu, kilatan dari kamera, dan lainnya.

Nicolas Langer, PhD, seorang peneliti neuropsikologi Universitas Zurich menjelaskan bahwa refleks yang terjadi ketika seseorang bersin ini bukan termasuk refleks klasik yang melibatkan batang otak atau sumsum tulang belakang, melainkan area kortikal yang lain.
Salah satu teori yang ditawarkan Langer adalah bahwa sistem visual otak yang lebih sensitif terhadap cahaya.
Ketika melihat cahaya, sistem ini langsung mengaktifkan daerah somatosensori yang kemudian memicu bersin.

Teori lainnya bahwa ada dua saraf yang terletak berdekatan, yaitu saraf optik dan trigeminal, sehingga cahaya yang masuk juga terhubung dengan hidung dan menyebabkan bersin.

Meskipun sepertinya tidak berbahaya, namun orang yang memiliki kebiasaan ini sebaiknya memperhatikan jenis pekerjaan yang akan mereka geluti.
Beberapa profesi, seperti pilot, atlet sepak bola, atau pekerjaan yang sering terpapar matahari bisa jadi tidak cocok untuk orang yang memiliki kebiasaan ini.

Catatan
Dunia medis telah mengindikasi orang yang bersin melihat matahari karena genetik. Walau demikian, tampaknya gejala ini sudah berlangsung sejak jaman dulu. 
Akibatnya, ada kepercayaan terbentuk - dan sering diajarkan secara turun-temurun - yakni:

"Saat pilek, berdirilah di bawah sinar matahari, tengadahkan kepala ke atas dan arahkah lubang hidung agar terkena cahaya matahari.
Setelah beberapa saat maka akan bersin-bersin.
Metode ini dipercaya bisa melegakan hidung yang tersumbat".

Benar atau tidak, mungkin pada beberapa kasus hal ini benar. 
Pada beberapa orang lain atau pada kondisi flu tertentu, mungkin tidak berlaku.

sumber:  http://www.apakabardunia.com