Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis
Ayah Yohanes ialah Zakarias, seorang imam di Yerusalem.
Ibunya Elisabeth adalah seorang puteri keturunan kaum Harun.
Kedua orang tua ini saleh tetapi tidak mempunyai anak sampai hari tuanya, sebab Elisabeth mandul.
Mereka sungguh mengharapkan seorang anak, namun usia yang sudah lanjut sungguh menipiskan harapan itu.
Meski demikian mereka tetap berharap pada Tuhan dan berkanjang dalam dosa.
Doa-doa mereka kiranya dikabulkan Tuhan.
Sekali peristiwa, ketika Zakarias mendapat giliran melayani Tuhan di Bait Allah, tampaklah kepadanya Malaikat Gabriel.
“Jangan takut Zakarias, karena Allah mengabulkan permohonanmu; Elisabeth isterimu akan mengandung dan melahirkan bagimu seorang anak laki-laki dan haruslah kau namai dia Yohanes… Ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati-hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagiNya”, kata malaikat itu kepadanya (Luk1:5-25).
Zakarias menjadi bisu dan tidak dapat berbicara karena ia ragu dan tidak percaya kepada khabar dari malaikat Allah itu.
Ia baru dapat sembuh dan dapat berbicara lagi ketika Yohanes lahir, terutama ketika nama Yohanes diberikan kepada sang bayi itu. Ketika Yohanes lahir, banyak orang berkata: “Akan menjadi apakah anak ini kelak? Sebab tangan Tuhan menyertai dia.”
Tugas Yohanes sebagaimana tertulis dalam Injil, ialah menjadi bentara Al-Masih, Yesus Kristus, Sang Penebus.
Kuasa roh didalam dirinya telah terasa semenjak ada dalam kandungan ibunya.
Hal ini dapat terlihat dalam peristiwa pertemuan Maria dan Elisabeth (Luk1:39-45).
Hidup dan peranannya berkaitan dengan pribadi Yesus, Al-Masih.
Ia adalah utusan Allah yang mendahului kedatangan Al-Masih.
Yesus sendiri menyebut Yohanes ‘sang nabi’, bahkan lebih besar daripada para nabi. Karena itu kelahirannya sungguh menggembirakan banyak orang.
Sebagaimana nabi-nabi lain ditolak dan dianiaya oleh umat, kepada siapa mereka di utus Allah, kematian Yohanes Pemandi pun sangat tragis.
Atas perintah Herodes, raja wilayah Yudea, Yohanes Pemandi ditangkap dan dipenjarakan karena ia berani mengecam Herodes yang berani mengambil Herodias-isteri saudaranya, Filipus-menjadi isteri.
Akhirnya, atas bujukan dan akal busuk Herodias, Herodes memerintahkan untuk memenggal kepala Yohanes Pemandi (Mat14:1-12; Luk9:9-7).
Setelah kematiannya, selesailah tugas dan mulailah Yesus tampil di hadapan umum untuk mewartakan datangnya Kerajaan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar