Jumat, 30 Desember 2011
5 Cara Agar Anak Merasa Istimewa
SETIAP anak terlahir istimewa.
Beragam bakat terpendam yang anak miliki menjad tugas bagi orang tua dalam mengembangkannya.
Sayangnya, tak sedikit orang tua yang menjadikan talenta anak sebagai bahan eksploitasi.
Memaksakan anak untuk menggenjot bakatnya sekencang mungkin, atau justru mendorong anak untuk menekuni bidang yang tak disenanginya.
Menurut Becky Tumewu, presenter sekaligus pendiri dan pengajar di sekolah presenter TALKinc, untuk mendorong anak agar semakin bersemangat dalam menggali bakatnya, orang tua perlu membuat anak merasa istimewa.
Caranya tak sulit, cukup lakukan lima langkah sederhana berikut ini.
1. Tunjukkan kebanggaan Anda
Sering dibuat pusing dengan permainan piano anak yang berantakan?
Biarkan saja.
Selalu berikan pujian kepada anak, walau permainannya belum sempurna.
Saat Anda melayangkan pujian, anak akan terus terpacu untuk berlatih lebih baik, salah satunya agar orang tuanya semakin merasa bangga.
2. Jangan menghakimi
Anda mungkin kerap memberi julukan pada si kecil, seperti 'si tembem', 'si hitam manis', atau 'si cantik'.
Namun tahukah Anda, pemberian labelling seperti ini justru dapat menurunkan kepercayaan diri anak?
Penggunaan julukan--walau hanya sekedar candaan--akan menimbulkan pertanyaan di benak si kecil.
Benarkah saya gendut?
Benarkah kulit saya lebih hitam dari orang lain?
Apakah berbadan gemuk itu baik atau tidak?
Kondisi ini akan semakin berbahaya saat orang tua mulai membandingkan si kecil dengan anak lainnya.
Ingat selalu, Moms, setiap anak istimewa dan sama uniknya.
Jadi, hindari menghakimi si kecil dengan julukan-julukan yang dapat mengganggu rasa percaya dirinya.
3. Biarkan anak mengambil keputusan
Anak memang belum memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan masa depannya, termasuk menentukan mana yang baik dan yang buruk bagi dirinya.
Namun, anak tidak berhak untuk menjadi sasaran keinginan orang tua dan menanggung beban untuk mewujudkan semua keinginan ayah dan ibunya.
Biarkan anak menentukan apa yang akan dilakukannya, termasuk urusan hobi dan minatnya.
Tentu, dengan didampingi orang tua.
4. Beri alasan yang tepat
Mengawasi perilaku anak tentu bukan hal yang mudah.
Begitu pula saat anak mulai menunjukkan kebandelannya.
Terlalu banyak memberlakukan larangan, bisa-bisa dicap bawel atau galak.
Jika Anda akan memberikan larangan pada si kecil, usahakan untuk selalu memberikan alasan yang tepat dan masuk akal. Saat melarang anak untuk bermain di malam hari, misalnya.
Beritahukan pada si kecil tentang bahayanya bermain di malam hari, seperti gelap dan takut nyasar.
Hindari alasan yang tidak logis seperti banyak hantu keluyuran.
5. Gunakan kata-kata positif
Selalu berhati-hati dalam memilih kata-kata bagi anak, pikirkan efek kata-kata yang Anda ucapkan pada anak.
Termasuk dalam urusan pemberian larangan. Hindari menggunakan kata-kata yang terkesan menghakimi atau memerintah.
(rere/gur)
http://gayahidup.plasa.msn.com/kesehatan/kebugaran/article.aspx?cp-documentid=5258587
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar