Jumat, 24 Desember 2010 16:59
Fenomena seks bebas yang terjadi di masyarakat sekarang, ternyata tidak hanya melibatkan orang-orang dewasa.
Namun sudah menjalar dikalangan pelajar SMP dan SMA.
Anak-anak remaja yang lebih dikenal dengan sebutan ABG ini sudah menjalani hubungan layaknya suami istri.
Keterlibatan pelajar dalam fenomena seks bebas ini, tentunya bikin semua pihak geregetan. Entah itu orang tua, guru, pemuka agama, tokoh masyarakat, bahkan dari pihak pelajar sendiri.
Seks bebas memang jadi momok yang menakutkan, khususnya bagi kalangan orang tua.
Iya lah.
Hari gini, siapa yang tidak khawatir atas fenomena yang satu ini. “Free Sex” atau yang lazim disebut dengan seks bebas, sebenarnya hanya istilah yang populer di Indonesia.
Hubungan seksual ternyata mempunyai arti yang luas dan banyak.
Tidak hanya intercourse, yang baru boleh dilakukan setelah menikah nanti.
Pegangan tangan dengan lawan jenis pun sudah termasuk aktivitas seksual paling ringan yang sering dilakukan remaja saat ini.
Setelah pegangan tangan, ada tahap meraba, kemudian kissing, necking, petting, dan diakhiri dengan intercourse.
Tahapan yang dinilai mulai memasuki area berbahaya adalah kissing.
Kissing ini juga terbagi dalam dua kategori.
Kategori basah dan kering.
Kissing kering itu seperti ciuman ke pipi atau ke kening.
Sedangkan kategori basah itu ciuman bibir ke bibir.
Selanjutnya, ada yang disebut necking (saling merangsang daerah leher ke bawah, dengan rabaan atau ciuman), petting (saling menggesekkan alat kelamin, dengan atau tanpa pakaian), dan terakhir intercourse.
Terlebih saat ini remaja/ABG di Cilacap seperti sudah fasih dengan istilah “bojo”, padahal mereka baru tahap pacaran atau bahkan sekedar cinta monyet.
Dengan istilah bojo tersebut seolah mereka sudah bebas melakukan apa saja.
Dengan melakukan salah satu aktivitas seksual tersebut, meski yang paling ringan sekalipun, ABG bisa terbawa ke jenjang yang lebih intens.
Mungkin awalnya hanya pegang tangan.
Kemudian cium kening. tapi selanjutnya, mungkin ABG bisa terbawa suasana, dan hal yang (tidak) diinginkan pun terjadi.
Kesenangan yang hanya sesaat.
Kalimat itu mungkin tepat untuk remaja/ABG yang pernah terjerumus ke dalam fenomena seks bebas ini.
Kalau boleh menghakimi, tidak ada dosa yang tak berbalas.
Sama kayak seks bebas ini.
Awalnya terasa indah, dan tidak terlupakan.
Tapi implikasinya?
Tidak sedikit, pelaku seks bebas ini mengalami hamil di luar nikah, terkena penyakit menular seksual, bahkan sampai tertular virus HIV.
Selain itu, yang mengalami trauma berkepanjangan gara-gara ditinggal pacar setelah making love (ML) juga tidak sedikit.
Buntutnya, berpengaruh pada hasil yang dicapai di sekolah.
Bahkan tak sedikit yang frustasi dan akhirnya terjun menjadi penjaja seks terselubung.
Lebih parah lagi saat ini muncul istilah “Bantaian”. Kenapa disebut bantaian?
Nanti akan dibahas ditulisan berikutnya.
Salah satu yang turut mempengaruhi kehidupan seks bebas dikalangan pelajar saat ini yakni maraknya sinetron remaja yang ditayangkan oleh televisi yang kebanyakan hanya menjual mimpi dan kurang mendidik.
Misalnya, sinetron ABG yang yang menceritakan lika-liku kehidupan remaja, terutama dalam kehidupan percintaannya.
Sebagian besar scene yang ditayangkan setting-nya terjadi di sekolah.
Sayangnya sinetron itu sepertinya hanya menggambarkan sekolah sebagai tempat ajang kongkow bareng teman-teman dan tempat pacaran.
Kurang ditonjolkan fungsi utama sekolah sebagai suatu wadah pendidikan.
Artis muda yang berperan di sinetron itu pun mencerminkan sikap siswa kurang wajar.
Sebagai siswi sekolah, mereka menggunakan make up, lengkap dengan blush on plus eye shadow.
Seragam yang dipakai pun terlampau ketat dan rok abu-abu yang dikenakan sekilas seperti rok mini.
Bahkan aksesoris yang dipakai pun terlampau berlebihan untuk seorang pelajar, seperti ikat pinggang model spike dan gelang-gelang berbagai bentuk.
Sekolah menjadi lebih mirip sebuah tempat pergelaran fashion show dibanding sebuah institusi pendidikan.
Sialnya remaja putri saat ini banyak yang mengadaptasi hal-hal yang digambarkan oleh sinetron itu.
Umumnya mental remaja belum stabil.
Yakni, sifat meniru dan coba-cobanya masih besar ketimbang sikap waspada dan takut dosa.
Dan, fakta yang satu ini bakal bikin kita nggak habis pikir.
Kenapa?
Sebab, banyak juga kalangan remaja Cilacap yang melakukan seks bebas di sembarang tempat meski seks bebas ringan sekalipun.
Tepatnya tidak peduli kapan dan di mana dia berada.
CILACAPMEDIA mencoba menelusuri tempat-tempat terbuka yang diindikasi sering digunakan seks bebas oleh kalangan remaja saat malam minggu maupun hari biasa.
Beberapa diantaranya seperti sekitar tanggul penahan ombak yang letaknya tidak jauh dari jalan Kalimantan.
Saat jelang magrib beberapa pasang remaja tengah asyik sambil duduk diatas motor atau pun diatas pasir.
Mereka seolah tidak lagi peduli dengan keberadaan orang ada di sekitarnya.
Tempat lain seperti lapangan eks batalyon, saat malam minggu, tampak beberapa pasangan remaja duduk-duduk diatas sepeda motor.
Biasanya mereka memilih ditengah lapangan yang jauh dari pandangan mata dengan kondisi yang remang-remang.
Sedang di tempat terutup mereka memilih warnet, kamar kost dan hotel.
Untuk yang memiliki uang pas-pasan namun hasratnya tinggi, warnet pun menjadi pilihan untuk memadu kasih.
Terutama warnet yang dengan model sekat tertutup.
Fenomena tersebut sungguh sangat memprihatinkan.
Namun bicara tentang upaya penyelesaian perilaku seks remaja yang kian menggila ini tak cukup dengan di seminar, tulisan-tulisan, pesan-pesan moral, dan nasihat belaka yang sifatnya normatif.
Bukan hanya itu, dan memang tidak cukup hanya dengan itu.
Kenapa?
Karena kondisi masyarakat yang amburadul ini lebih disebabkan karena kegagalan sistem kehidupan yang mengaturnya.
Faktor orang tua yang sibuk sehingga kurang perhatian juga perlu disikapi dan lingkungan masyarakat yang cuek serta peranan media.
Ditulis Oleh Wagino dari berbagai sumber
Senin, 27 Desember 2010
Senin, 20 Desember 2010
Apakah Sinterklas Sungguh Ada ?
willmen46 blogs
Hmm awalnya muncul pertanyaan saya, apa benar sinterklas itu ada…???
Apa itu hanya dongeng atau itu sesungguhnya memang ada.
Tergerak ingin mendapatkan jawaban atas pertanyaan saya itu.
maklum suasana natal memberikan banyak pertanyaan dan rasa ingin tahu saya salah satunya tentang sinterklas.
Setelah berselancar akhirnya saya pun mendapatkan jawabannya…
hmm seperti apa kah itu….so lets cek it now
Ya, Sinterklas sungguh ada.
Tetapi, kita lebih mengenalnya sebagai St Nikolaus.
Sayangnya, kita hanya mempunyai sedikit saja bukti sejarah mengenai santo yang populer ini.
Menurut tradisi, St Nikolaus dilahirkan di Patara di Lycia, sebuah propinsi di Asia Kecil,
dalam sebuah keluarga Kristiani yang kaya raya;
ia beruntung mendapatkan pendidikan Kristiani yang kuat.
Sebagian mengatakan bahwa pada usia lima tahun ia mulai belajar ajaran-ajaran Gereja.
Ia senantiasa berusaha mengamalkan kebajikan dan belas kasihan.
Kedua orangtua St Nikolaus meninggal dunia ketika ia masih muda dan meninggalkan harta warisan yang besar,
yang dipergunakannya untuk melakukan banyak perbuatan baik.
Suatu kisahnya yang terkenal bercerita mengenai seorang duda yang mempunyai tiga anak gadis.
Sang ayah hendak menjual anak-anak perempuannya itu ke pelacuran,
sebab ia tak mampu menyediakan mas kawin yang dibutuhkan bagi perkawinan mereka.
St Nikolaus mendengar nasib buruk yang menimpa ketiga anak gadis ini dan memutuskan untuk menolong.
Dalam kegelapan malam, ia pergi ke rumah mereka
dan melemparkan sekantong emas melalui sebuah jendela yang terbuka di rumah sang duda,
dengan demikian menyediakan uang yang diperlukan untuk mas kawin yang layak bagi anak gadis tertua.
Berturut-turut dua malam berikutnya, St Nikolaus melakukan hal yang sama;
kemurahan hatinya menyelamatkan ketiga gadis tersebut dari nasib malang.
Reputasi St Nikolaus sebagai seorang yang kudus tersebar luas.
Ketika Bapa Uskup wafat, St Nikolaus dipilih untuk menggantikannya sebagai Uskup Myra.
Beberapa catatan sependapat bahwa St Nikolaus menderita dipenjarakan dan dianiaya demi iman dalam masa penganiayaan Kaisar Diocletian sekitar tahun 300.
Beberapa sumber menegaskan bahwa setelah disahkannya kekristenan, ia hadir dalam Konsili Nicea (tahun 325)
dan ikut serta dalam mengutuk bidaah Arianisme yang menyangkal keallahan Kristus.
Kisah selanjutnya menceritakan bagaimana St Nikolaus ikut campur tangan demi membebaskan tiga orang tak bersalah yang dijatuhi hukuman mati oleh seorang gubernur yang korup bernama Eustathius, yang ditentang oleh St Nikolaus dan digerakkan pada pertobatan.
St Nikolaus wafat pada abad keempat antara tahun 345 dan 352 pada tanggal 6 Desember,
dan dimakamkan di katedralnya.
St Nikolaus telah senantiasa dihormati sebagai seorang santo besar.
Pada abad keenam, Kaisar Yustinian I mendirikan sebuah gereja demi menghormati St Nikolaus di Konstantinopel, dan St Yohanes Krisostomus memasukkan namanya dalam liturgi.
Pada abad kesepuluh, seorang penulis anonim Yunani menulis, “Baik Barat maupun Timur memuji dan memuliakan dia.
Di manapun orang berada, di desa dan di kota, di dusun dan di pulau-pulau, di belahan-belahan bumi yang paling jauh sekalipun, namanya dihormati dan gereja-gereja didirikan demi menghormatinya.
Segenap umat Kristiani, tua dan muda, laki-laki dan perempuan, pula anak-anak, menghormati kenangan akan dia dan berseru mohon perlindungannya.”
Setelah Seljuk Moslem yang fanatik menyerbu Asia Kecil dan dengan keji menganiaya kekristenan,
tubuh St Nikolaus diselamatkan oleh para saudagar Italia dari pencemaran pada tahun 1087
dan dimakamkan kembali di sebuah gereja baru di Bari, Italia.
Paus Urbanus II, seorang pembela iman yang gigih dan seorang penganjur perang salib, memberkati makam baru tersebut dengan upacara meriah.
Sejak saat itu, devosi kepada St Nikolaus meningkat di seluruh wilayah Barat.
Sebagai misal, lebih dari 400 gereja di Inggris didedikasikan kepadanya.
Beberapa waktu lamanya dalam Abad Pertengahan, makamnya menjadi tempat ziarah yang paling banyak dikunjungi para peziarah dari seluruh Eropa.
Yang menarik, karena aroma dupa yang tercium di sekitar makamnya,
segera saja ia dikenal sebagai santo pelindung dari para pengusaha wangi-wangian.
Menurut tradisi, St Nikolaus dihubungkan dengan pemberian hadiah-hadiah pada masa Natal,
karena kisahnya mengenai duda dengan tiga anak gadisnya itu.
Di Belanda, di mana tampaknya kebiasaan ini berasal, St Nikolaus (atau Sint Klaas atau Santa Claus) akan datang pada malam menjelang pestanya (6 Desember) dengan membawa berbagai macam hadiah untuk anak-anak yang manis; seringkali dengan mengisikannya pada sepatu-sepatu kayu mereka.
Banyak hiasan-hiasan Natal dari Belanda maupun Jerman menggambarkan St Nikolaus mengenakan pakaian uskup dengan mitra dan tongkat uskup di tangannya,
dengan disertai seorang malaikat penolong yang membawa daftar nama anak-anak yang baik.
Devosi kepada St Nikolaus diselewengkan oleh kaum Protestan Belanda,
yang ingin menghapus “ke-Katolik-an” St Nikolaus.
Mereka menanggalkan tanda wewenang uskupnya,
dan menjadikannya lebih menyerupai seorang Bapa Natal dari Eropa berbaju merah.
Mereka juga mengaitkannya dengan beberapa legenda seputar dewa Thor yang mengendarai sebuah kereta dan yang datang mengunjungi rumah melalui cerobong asap.
Pada abad ke-19, para penulis Amerika juga berperan serta dalam menghapuskan gambaran St Nikolaus sebagai seorang uskup.
Pada tahun 1820, Washington Irving menulis sebuah kisah mengenai Santa Claus yang terbang dalam sebuah kereta untuk membagi-bagikan hadiah kepada anak-anak.
Tiga tahun kemudian, Clement Moore menulis Sebuah Kunjungan dari St Nikolaus (yang lebih dikenal sebagai Malam Sebelum Natal, menggambarkan Santa Claus sebagai seorang “kurcaci tua jenaka” dengan perut gendut bagai tong, pipi merah bagai mawar, dan hidung bagai buah ceri.
Pada tahun 1882, Thomas Nast melukis gambar Santa Claus berdasarkan gambaran yang diberikan Moore dan bahkan menambahkan North Pole sebagai tempat kediamannya.
Dan akhirnya, Haddom Sundblom, seorang seniman iklan dari Coca-Cola mengubah sosok Santa Claus menjadi seorang tokoh berpakaian merah, berbadan besar, dan bahkan gemar minum cola, seperti yang dengan mudah kita bayangkan dalam pikiran kita sekarang ini.
Jadi, apakah Sinterklas atau Santa Claus sungguh ada?
Saya ingat suatu ketika saya membaca tanggapan editor The New York Sun pada tahun 1897 atas pertanyaan yang sama yang diajukan seorang anak perempuan berumur 8 tahun bernama Virginia.
Sebagian dari jawaban tersebut, yang masih relevan hingga kini, adalah :
“Ya, Virginia, Santa Claus sungguh ada.
Ia ada, senyata cinta kasih dan kemurahan hati dan devosi ada,
dan kau tahu bahwa semuanya itu ada dengan berlimpah-limpah
dan mengisi hidupmu dengan kebahagiaan dan sukacita yang paling luar biasa.
Sungguh malang!
Betapa suramnya dunia ini andai tidak ada Santa Claus!
Pastilah akan sesuram andai tidak ada Virginia-Virginia.
Sebab, jika demikian tidak akan ada iman yang kekanak-kanakan, tidak akan ada gubahan sajak, tidak akan ada romantisme yang membuat hidup ini tertahankan.
Kita tidak akan menikmati kegembiraan, kecuali dalam apa yang dipikir dan dilihat.
Cahaya abadi dengan mana masa kanak-kanak mengisi dunia akan lenyap. …
Tak seorang pun pernah melihat Santa Claus, tetapi itu bukan berarti bahwa Santa Claus tidak ada.
Hal-hal yang paling nyata di dunia adalah hal-hal yang tak dapat dilihat baik oleh anak-anak maupun orang-orang dewasa. …
Terima kasih Tuhan! Santa Claus ada,
dan ia akan ada untuk selama-lamanya.”
Bagi saya, pernyataan di atas merupakan suatu kesaksian yang cukup bagus mengenai St Nikolaus
dan sukacita yang ia datangkan ke dalam perayaan Natal kita.
Kiranya St Nikolaus mengilhami kita dengan doa-doanya dan teladan hidupnya
agar kita dapat merayakan Natal dengan penuh iman.
Sumber :
Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of catechetics and theology at Notre Dame Graduate School in Alexandria.
sumber : “Straight Answers: Is There a Santa Claus?” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2002 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.”
Kamis, 16 Desember 2010
Macam-Macam Tahun Baru di Indonesia
Tahun baru adalah suatu perayaan dimana suatu budaya merayakan berakhirnya satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya.
Budaya yang mempunyai kalender tahunan semuanya mempunyai perayaaan tahun baru.
Tahun baru di Indonesia jatuh pada 1 Januari, karena Indonesia mengadopsi kalender Gregorian sama seperti mayoritas negara-negara di dunia.
Kalender Gregorian merupakan modifikasi kalender julian.
Yang pertama kali mengusulkannya adalah doctor Aloysius lilius dari Napoli, Italia dan disetujui Paus Gregorius XIII pada 24 Februari 1582.
Penanggalan tahun ini, berdasarkan tahun masehi.
Awal tahun Masehi merujuk kepada tahun yang dianggap tahun kelahiran Nabi Isa Al-Masih karena itu kalender ini dinamakan Masihiyah.
Di Indonesia selain tahun Masehi yang digunakan secara resmi masyarakat juga mengenal Tahun Baru Hijriya atau Tahun Jawa,
Tahun Baru Imlek atau Tahu Baru Tiongoa
dan Tahun Baru Saka.
Tahun Baru Muharram
Kalender Hijriyah atau Kalender Islam adalah kalender yang digunakan oleh umat Islam, termasuk dalam menentukan tanggal dan bulan yang berkaitan dengan ibadah, atau hari-hari penting lainnya.
Di kebanyakan negara-negara yang berpenduduk mayoritas Islam, Kalender Hijriyah juga digunakan sebagai sistem penanggalan sehari-hari.
Kalender Hijriyah menggunakan sistem kalender lunar (komariyah).
Kalender Jawa
Sebuah kalender yang merupakan perpaduan antara budaya Islam, budaya Hindu-Budha Jawa dan bahkan juga sedikit budaya barat.
Dalam sistem kalender Jawa, siklus hari yang dipakai ada dua,
yaitu siklus mingguan yang terdiri dari 7 hari seperti yang kita kenal sekarang,
dan siklus pencan pancawara yang terdiri dari 5 hari pasaran.
Pada tahun 1625 Masehi,
Sultan Agung yang berusaha keras menyebarkan Agama Islam di Pulau Jawa dalam kerangka Negara Mataram mengeluarkan dekrit untuk mengubah penanggalan Saka.
Sejak itu kalender Jawa versi Mataram menggunakan sistem kalender Komariyah atau Lunar, namun tidak menggunakan angka di tahun Hijriyah (saat itu tahun 1035 H). Angka tahun Saka tetap dipakai dan diteruskan.
Hal ini dilakukan demi asas kesinambungan.
Sehingga tahun saat itu yang adalah tahun 1547 Saka, diteruskan menjadi tahun 1547 Jawa.
Imlek atau Kalender Tionghoa
Imlek atau kalender Tionghoa adalah kalender lunisolar yang dibentuk dengan menggabungkan kalender bulan dan kalender matahari.
Tahun baru Imlek jatuh pada malam bulan baru pada musim dingin (antara akhir Januari hingga awal Februari)
Kalender Tionghoa memiliki aturan yang sedikit berbeda dengan kalender umum, seperti: perhitungan bulan adalah rotasi bulan pada bumi.
Berarti hari pertama setiap bulan dimulai dengan pada tengah malam hari bulan muada astronomi
(Catatan : "hari" dalam kalender Tionghoa dimulai dari jam 11 malam dan bahkan jam 12 tengah malam).
Satu tahun ada 12 bulan, tetapi setiap 2 atau 3 tahun sekali terdapat bulan ganda
( runyue, 19 tahun 7 kali).
Berselang satu kali jieqi (musim) tahun matahari Cina adalah setara dengan satu permulaan matahari ke dalam tanda zodiak tropis.
Matahari selalu melewati titik balik matahari musim dingin (masuk Capricorn) selama bulan 11.
Tahun Baru Saka
Kalender Saka adalah sebuah kalender yang berasal dari India.
Kalender ini merupakan sebuah penanggalan syamsiah-kamariah (candra-surya) atau kalender lunisolar.
Berhubung bulan-bulan pada kalender Saka berawal pada tahun 78 Masehi dan juga disebut sebagai penanggalan Saliwahan.
Kala itu Saliwahana yang adalah seorang raja ternama dari India bagian selatan, mengalahkan kaum saka.
Tetapi sumber lain menyebutkan bahwa mereka dikalahkan oleh Wikramaditya. Wikramaditya adalah seorang musuh atau saingan saliwihana, beliau berasal dari India bagian utara.
source : wikipedia
Budaya yang mempunyai kalender tahunan semuanya mempunyai perayaaan tahun baru.
Tahun baru di Indonesia jatuh pada 1 Januari, karena Indonesia mengadopsi kalender Gregorian sama seperti mayoritas negara-negara di dunia.
Kalender Gregorian merupakan modifikasi kalender julian.
Yang pertama kali mengusulkannya adalah doctor Aloysius lilius dari Napoli, Italia dan disetujui Paus Gregorius XIII pada 24 Februari 1582.
Penanggalan tahun ini, berdasarkan tahun masehi.
Awal tahun Masehi merujuk kepada tahun yang dianggap tahun kelahiran Nabi Isa Al-Masih karena itu kalender ini dinamakan Masihiyah.
Di Indonesia selain tahun Masehi yang digunakan secara resmi masyarakat juga mengenal Tahun Baru Hijriya atau Tahun Jawa,
Tahun Baru Imlek atau Tahu Baru Tiongoa
dan Tahun Baru Saka.
Tahun Baru Muharram
Kalender Hijriyah atau Kalender Islam adalah kalender yang digunakan oleh umat Islam, termasuk dalam menentukan tanggal dan bulan yang berkaitan dengan ibadah, atau hari-hari penting lainnya.
Di kebanyakan negara-negara yang berpenduduk mayoritas Islam, Kalender Hijriyah juga digunakan sebagai sistem penanggalan sehari-hari.
Kalender Hijriyah menggunakan sistem kalender lunar (komariyah).
Kalender Jawa
Sebuah kalender yang merupakan perpaduan antara budaya Islam, budaya Hindu-Budha Jawa dan bahkan juga sedikit budaya barat.
Dalam sistem kalender Jawa, siklus hari yang dipakai ada dua,
yaitu siklus mingguan yang terdiri dari 7 hari seperti yang kita kenal sekarang,
dan siklus pencan pancawara yang terdiri dari 5 hari pasaran.
Pada tahun 1625 Masehi,
Sultan Agung yang berusaha keras menyebarkan Agama Islam di Pulau Jawa dalam kerangka Negara Mataram mengeluarkan dekrit untuk mengubah penanggalan Saka.
Sejak itu kalender Jawa versi Mataram menggunakan sistem kalender Komariyah atau Lunar, namun tidak menggunakan angka di tahun Hijriyah (saat itu tahun 1035 H). Angka tahun Saka tetap dipakai dan diteruskan.
Hal ini dilakukan demi asas kesinambungan.
Sehingga tahun saat itu yang adalah tahun 1547 Saka, diteruskan menjadi tahun 1547 Jawa.
Imlek atau Kalender Tionghoa
Imlek atau kalender Tionghoa adalah kalender lunisolar yang dibentuk dengan menggabungkan kalender bulan dan kalender matahari.
Tahun baru Imlek jatuh pada malam bulan baru pada musim dingin (antara akhir Januari hingga awal Februari)
Kalender Tionghoa memiliki aturan yang sedikit berbeda dengan kalender umum, seperti: perhitungan bulan adalah rotasi bulan pada bumi.
Berarti hari pertama setiap bulan dimulai dengan pada tengah malam hari bulan muada astronomi
(Catatan : "hari" dalam kalender Tionghoa dimulai dari jam 11 malam dan bahkan jam 12 tengah malam).
Satu tahun ada 12 bulan, tetapi setiap 2 atau 3 tahun sekali terdapat bulan ganda
( runyue, 19 tahun 7 kali).
Berselang satu kali jieqi (musim) tahun matahari Cina adalah setara dengan satu permulaan matahari ke dalam tanda zodiak tropis.
Matahari selalu melewati titik balik matahari musim dingin (masuk Capricorn) selama bulan 11.
Tahun Baru Saka
Kalender Saka adalah sebuah kalender yang berasal dari India.
Kalender ini merupakan sebuah penanggalan syamsiah-kamariah (candra-surya) atau kalender lunisolar.
Berhubung bulan-bulan pada kalender Saka berawal pada tahun 78 Masehi dan juga disebut sebagai penanggalan Saliwahan.
Kala itu Saliwahana yang adalah seorang raja ternama dari India bagian selatan, mengalahkan kaum saka.
Tetapi sumber lain menyebutkan bahwa mereka dikalahkan oleh Wikramaditya. Wikramaditya adalah seorang musuh atau saingan saliwihana, beliau berasal dari India bagian utara.
source : wikipedia
Tips Aman Saat Terjadi Gempa Bumi
SEGITIGA KEHIDUPAN :
Bersahabat dengan Bencana! Ubah paradigma berpikir!
'Segitiga Kehidupan', Tips Aman Saat Terjadi Gempa Bumi
Arsip.Info - Doug Copp,
Kepala Penyelamat dan Manajer Bencana dari American Rescue Team International (ARTI), tim penyelamat paling berpengalaman di dunia.
Informasi dalam artikel ini mungkin dapat menyelamatkan nyawa anda dari gempa bumi.
Ia telah merangkak di bawah 875 reruntuhan bangunan,
bekerja sama dengan tim penyelamat dari 60 negara,
dan mendirikan tim penyelamat di beberapa negara,
serta salah satu dari ahli PBB untuk menginvestigasi bencana selama 2 tahun.
Ia telah bekerja di seluruh bencana besar di dunia, sejak tahun 1985.
Pada tahun 1996, Doug bersama timnya membuat film yang membuktikan keakuratan metode bertahan hidup yang ia buat.
Mereka meruntuhkan sebuah sekolah dan rumah dengan 20 boneka di dalamnya.
10 boneka menunduk dan berlindung dan 10 lainnya menggunakan metode bertahan hidup segitiga kehidupan.
Setelah simulasi gempa, kami merangkak ke dalam puing-puing dan masuk ke dalam bangunan untuk membuat dukumentasi film mengenai hasilnya.
Film itu menunjukkan bahwa :
mereka yang menunduk dan berlindung tidak dapat bertahan hidup
dan mereka yang menggunakan metode saya, yakni segitiga kehidupan, mempunyai peluang yang jauh lebih besar untuk bisa bertahan hidup, bahkan hingga 100%.
Film ini telah dilihat oleh jutaan orang melalui televisi di Turki
dan sebagian Eropa,
dan disaksikan pada program televisi di USA, Canada dan Amerika Latin.
Bangunan pertama yang ia masuki adalah sebuah sekolah di Mexico City,
pada gempa bumi tahun 1985.
Semua anak berlindung di bawah meja masing-masing.
Semua anak remuk sampai ke tulang mereka.
Mereka mungkin dapat selamat jika berbaring di samping meja masing-masing di lorong.
Pada saat itu, murid-murid diajarkan untuk berlindung di bawah sesuatu.
Secara sederhana,
saat bangunan runtuh, langit-langit akan runtuh menimpa benda atau furnitur, sehingga menghancurkan benda-benda ini,
menyisakan ruangan kosong di sebelahnya.
Ruangan kosong inilah yang saya sebut segitiga kehidupan.
Semakin besar bendanya, maka semakin kuat benda tersebut dan semakin kecil kemungkinannya untuk remuk.
Semakin sedikit remuk, semakin besar ruang kosongnya, semakin besar kemungkinan untuk orang yang menggunakannya untuk selamat dari luka-luka.
Suatu saat, anda melihat bangunan runtuh di televisi,
hitunglah segitiga kehidupan yang anda temui.
Segitiga ini ada di mana-mana dan merupakan bentuk yang umum.
Berikut ini adalah 10 Tips dalam melindungi diri saat terjadi Gempa Bumi:
1. Hampir semua orang yang hanya menunduk dan berlindung pada saat bangunan runtuh, meninggal karena tertimpa runtuhan.
Orang-orang yang berlindung di bawah suatu benda akan remuk badannya.
2. Kucing, anjing dan bayi biasanya mengambil posisi meringkuk secara alami.
Itu juga yang harus kita lakukan pada saat gempa.
Ini adalah insting alami untuk menyelamatkan diri.
Kita dapat bertahan hidup dalam ruangan yang sempit.
Ambil posisi di samping suatu benda, di samping sofa,
di samping benda besar yang akan remuk sedikit,
tapi menyisakan ruangan kosong di sebelahnya.
3. Bangunan dari kayu adalah tipe konstruksi yang paling aman selama gempa bumi. Kayu bersifat lentur dan bergerak seiring ayunan gempa.
Jika bangunan kayu ternyata tetap runtuh, banyak ruangan kosong yang aman akan terbentuk.
Disamping itu, bangunan kayu memiliki sedikit konsentrasi dari bagian yang berat. Bangunan dari batu bata akan hancur berkeping-keping.
Kepingan batu bata akan mengakibatkan luka badan tapi hanya sedikit yang meremukkan badan dibandingkan beton bertulang.
4. Jika kita berada di tempat tidur pada saat gempa terjadi, berguling lah ke samping tempat tidur.
Ruangan kosong yang aman akan berada di samping tempat tidur.
Hotel akan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi dengan hanya menempelkan peringatan di belakang pintu agar tamu-tamu berbaring di lantai di sebelah tempat tidur jika terjadi gempa.
5. Jika terjadi gempa dan kita tidak dapat keluar melalui jendela atau pintu, maka berbaring lah meringkuk di sebelah sofa atau kursi besar.
6. Hampir semua orang yang berada di belakang pintu pada saat bangunan runtuh akan meninggal.
Mengapa ?
Jika kita berdiri di belakang pintu dan pintu tersebut rubuh ke depan atau ke belakang kita akan tertimpa langit-langit di atasnya.
Jika pintu tersebut rubuh ke samping, kita akan tertimpa dan terbelah dua olehnya.
Dalam kedua kasus tersebut, kemungkinan untuk selamat sangat mustahil!
7. Jangan pernah lari melalui tangga.
Tangga memiliki "momen frekuensi" yang berbeda (tangga akan berayun terpisah dari bangunan utama).
Tangga dan bagian lain dari bangunan akan terus-menerus berbenturan satu sama lain sampai terjadi kerusakan struktur dari tangga tersebut.
Orang-orang yang lari ke tangga sebelum tangga itu rubuh akan terpotong-potong olehnya.
Bahkan, jika bangunan tidak runtuh, jauhilah tangga.
Tangga akan menjadi bagian bangunan yang paling mungkin untuk rusak.
Bahkan jika gempa tidak meruntuhkan tangga, tangga tersebut akan runtuh juga pada saat orang-orang berlarian menyelamatkan diri.
Tangga tetap harus diperiksa walaupun bagian lain dari bangunan tidak rusak.
8. Berdirilah di dekat dinding paling luar dari bangunan atau di sebelah luarnya jika memungkinkan.
Akan lebih aman untuk berada di sebelah luar bangunan daripada di dalamnya.
Semakin jauh kita dari bagian luar bangunan, maka akan semakin besar kemungkinan jalur menyelamatkan diri tertutup.
9. Orang-orang yang berada di dalam kendaraan akan tertimpa jika jalanan di atasnya runtuh dan meremukkan kendaraan; ini yang ternyata terjadi pada lantai-lantai jalan tol Nimitz.
Korban dari gempa bumi San Fransisco semuanya bertahan di dalam kendaraan mereka
dan meninggal.
Mereka mungkin dapat selamat seandainya keluar dari kendaraan
dan berbaring di sebelah kendaraan mereka.
Semua kendaraan yang hancur, memiliki ruangan kosong yang aman setinggi 1 meter
di sampingnya, kecuali kendaraan yang tertimpa langsung oleh kolom jalan tol.
10. Saya menemukan, pada saat merangkak di bawah kantor perusahaan koran dan kantor lain yang menyimpan banyak kertas bahwa kertas tidak memadat.
Ruangan kosong yang besar ditemukan di sekitar tumpukan kertas-kertas.
(Artikel Doug Copp mengenai Segitiga Kehidupan, Diedit untuk briefing Komite Keselamatan MAA) (bun)
Sumber: http://www.kapanlagi.com/a/0000002812.html
Bersahabat dengan Bencana! Ubah paradigma berpikir!
'Segitiga Kehidupan', Tips Aman Saat Terjadi Gempa Bumi
Arsip.Info - Doug Copp,
Kepala Penyelamat dan Manajer Bencana dari American Rescue Team International (ARTI), tim penyelamat paling berpengalaman di dunia.
Informasi dalam artikel ini mungkin dapat menyelamatkan nyawa anda dari gempa bumi.
Ia telah merangkak di bawah 875 reruntuhan bangunan,
bekerja sama dengan tim penyelamat dari 60 negara,
dan mendirikan tim penyelamat di beberapa negara,
serta salah satu dari ahli PBB untuk menginvestigasi bencana selama 2 tahun.
Ia telah bekerja di seluruh bencana besar di dunia, sejak tahun 1985.
Pada tahun 1996, Doug bersama timnya membuat film yang membuktikan keakuratan metode bertahan hidup yang ia buat.
Mereka meruntuhkan sebuah sekolah dan rumah dengan 20 boneka di dalamnya.
10 boneka menunduk dan berlindung dan 10 lainnya menggunakan metode bertahan hidup segitiga kehidupan.
Setelah simulasi gempa, kami merangkak ke dalam puing-puing dan masuk ke dalam bangunan untuk membuat dukumentasi film mengenai hasilnya.
Film itu menunjukkan bahwa :
mereka yang menunduk dan berlindung tidak dapat bertahan hidup
dan mereka yang menggunakan metode saya, yakni segitiga kehidupan, mempunyai peluang yang jauh lebih besar untuk bisa bertahan hidup, bahkan hingga 100%.
Film ini telah dilihat oleh jutaan orang melalui televisi di Turki
dan sebagian Eropa,
dan disaksikan pada program televisi di USA, Canada dan Amerika Latin.
Bangunan pertama yang ia masuki adalah sebuah sekolah di Mexico City,
pada gempa bumi tahun 1985.
Semua anak berlindung di bawah meja masing-masing.
Semua anak remuk sampai ke tulang mereka.
Mereka mungkin dapat selamat jika berbaring di samping meja masing-masing di lorong.
Pada saat itu, murid-murid diajarkan untuk berlindung di bawah sesuatu.
Secara sederhana,
saat bangunan runtuh, langit-langit akan runtuh menimpa benda atau furnitur, sehingga menghancurkan benda-benda ini,
menyisakan ruangan kosong di sebelahnya.
Ruangan kosong inilah yang saya sebut segitiga kehidupan.
Semakin besar bendanya, maka semakin kuat benda tersebut dan semakin kecil kemungkinannya untuk remuk.
Semakin sedikit remuk, semakin besar ruang kosongnya, semakin besar kemungkinan untuk orang yang menggunakannya untuk selamat dari luka-luka.
Suatu saat, anda melihat bangunan runtuh di televisi,
hitunglah segitiga kehidupan yang anda temui.
Segitiga ini ada di mana-mana dan merupakan bentuk yang umum.
Berikut ini adalah 10 Tips dalam melindungi diri saat terjadi Gempa Bumi:
1. Hampir semua orang yang hanya menunduk dan berlindung pada saat bangunan runtuh, meninggal karena tertimpa runtuhan.
Orang-orang yang berlindung di bawah suatu benda akan remuk badannya.
2. Kucing, anjing dan bayi biasanya mengambil posisi meringkuk secara alami.
Itu juga yang harus kita lakukan pada saat gempa.
Ini adalah insting alami untuk menyelamatkan diri.
Kita dapat bertahan hidup dalam ruangan yang sempit.
Ambil posisi di samping suatu benda, di samping sofa,
di samping benda besar yang akan remuk sedikit,
tapi menyisakan ruangan kosong di sebelahnya.
3. Bangunan dari kayu adalah tipe konstruksi yang paling aman selama gempa bumi. Kayu bersifat lentur dan bergerak seiring ayunan gempa.
Jika bangunan kayu ternyata tetap runtuh, banyak ruangan kosong yang aman akan terbentuk.
Disamping itu, bangunan kayu memiliki sedikit konsentrasi dari bagian yang berat. Bangunan dari batu bata akan hancur berkeping-keping.
Kepingan batu bata akan mengakibatkan luka badan tapi hanya sedikit yang meremukkan badan dibandingkan beton bertulang.
4. Jika kita berada di tempat tidur pada saat gempa terjadi, berguling lah ke samping tempat tidur.
Ruangan kosong yang aman akan berada di samping tempat tidur.
Hotel akan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi dengan hanya menempelkan peringatan di belakang pintu agar tamu-tamu berbaring di lantai di sebelah tempat tidur jika terjadi gempa.
5. Jika terjadi gempa dan kita tidak dapat keluar melalui jendela atau pintu, maka berbaring lah meringkuk di sebelah sofa atau kursi besar.
6. Hampir semua orang yang berada di belakang pintu pada saat bangunan runtuh akan meninggal.
Mengapa ?
Jika kita berdiri di belakang pintu dan pintu tersebut rubuh ke depan atau ke belakang kita akan tertimpa langit-langit di atasnya.
Jika pintu tersebut rubuh ke samping, kita akan tertimpa dan terbelah dua olehnya.
Dalam kedua kasus tersebut, kemungkinan untuk selamat sangat mustahil!
7. Jangan pernah lari melalui tangga.
Tangga memiliki "momen frekuensi" yang berbeda (tangga akan berayun terpisah dari bangunan utama).
Tangga dan bagian lain dari bangunan akan terus-menerus berbenturan satu sama lain sampai terjadi kerusakan struktur dari tangga tersebut.
Orang-orang yang lari ke tangga sebelum tangga itu rubuh akan terpotong-potong olehnya.
Bahkan, jika bangunan tidak runtuh, jauhilah tangga.
Tangga akan menjadi bagian bangunan yang paling mungkin untuk rusak.
Bahkan jika gempa tidak meruntuhkan tangga, tangga tersebut akan runtuh juga pada saat orang-orang berlarian menyelamatkan diri.
Tangga tetap harus diperiksa walaupun bagian lain dari bangunan tidak rusak.
8. Berdirilah di dekat dinding paling luar dari bangunan atau di sebelah luarnya jika memungkinkan.
Akan lebih aman untuk berada di sebelah luar bangunan daripada di dalamnya.
Semakin jauh kita dari bagian luar bangunan, maka akan semakin besar kemungkinan jalur menyelamatkan diri tertutup.
9. Orang-orang yang berada di dalam kendaraan akan tertimpa jika jalanan di atasnya runtuh dan meremukkan kendaraan; ini yang ternyata terjadi pada lantai-lantai jalan tol Nimitz.
Korban dari gempa bumi San Fransisco semuanya bertahan di dalam kendaraan mereka
dan meninggal.
Mereka mungkin dapat selamat seandainya keluar dari kendaraan
dan berbaring di sebelah kendaraan mereka.
Semua kendaraan yang hancur, memiliki ruangan kosong yang aman setinggi 1 meter
di sampingnya, kecuali kendaraan yang tertimpa langsung oleh kolom jalan tol.
10. Saya menemukan, pada saat merangkak di bawah kantor perusahaan koran dan kantor lain yang menyimpan banyak kertas bahwa kertas tidak memadat.
Ruangan kosong yang besar ditemukan di sekitar tumpukan kertas-kertas.
(Artikel Doug Copp mengenai Segitiga Kehidupan, Diedit untuk briefing Komite Keselamatan MAA) (bun)
Sumber: http://www.kapanlagi.com/a/0000002812.html
Warga: Berikan Pendidikan Seks
Selasa, 30 November
Liputan6.com, Jakarta
Cukup mengejutkan prilaku remaja soal hubungan dengan lawan jenis.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2010,
51 persen remaja di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi atau Jabodetabek telah berhubungan seks pranikah.
Lia, warga Jakarta cukup khawatir dengan kenyataan ini.
Bagi dia, cara mencegah bertambahnya angka tersebut yakni dengan memberikan pendidikan seks.
"Kita gak usah larang ini larang itu,
cuma kita kasih tahu inilah seks bebas itu bisa hamil," tutur Lia di Jakarta
Besaran 51 persen baru terpantau di Jakarta.
BKKBN mendapati angka tak jauh beda di sejumlah kota lain.
Seperti Surabaya yakni 54 persen,
Bandung sebesar 47 persen
dan Medan sebesar 52 persen
Perilaku seks bebas di kalangan remaja,
berhubungan langsung dengan angka penyebaran penyakit menular seksual dan aborsi
di kalangan remaja yang terus meningkat.(AIS)
Korban Tabung Elpiji Bocor
Korban Tabung Elpiji Bocor Menjadi 10 Orang
Cilacap (ANTARA)
Korban kasus bocornya tabung elpiji ukuran tiga kilogram di rumah Urip Suhardo (60), warga Jalan Nangka Nomor 27, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada Kamis 16 Desember 2010 sekitar pukul 06.45 WIB, bertambah menjadi 10 orang.
Berdasarkan data yang dihimpun ANTARA dari Kepolisian Sektor Cilacap Selatan,
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap, dan Rumah Sakit Pertamina Cilacap (RSPC),
sebanyak 10 korban tersebut terdiri atas :
tujuh orang dirawat di RSUD Cilacap,
dua orang dirawat di RSPC karena menderita luka bakar yang serius,
dan satu orang menjalani rawat jalan.
Sebanyak tujuh korban yang menjalani perawatan di RSUD Cilacap
yakni Andreas (20) dirawat di Ruang Gawat Darurat,
Sadem (60), Tasan (55), Karno (42), Nesa (3), Katarina (62), dan Misniati (35) dirawat di Ruang Bougenvile.
Korban yang dirawat di RSPC yakni Ratna (20) dan Urip Suhardo (60),
sedangkan korban yang menjalani rawat jalan Rodiyati (45).
Seorang korban Misniati, mengatakan, tidak ada ledakan saat peristiwa tersebut.
"Sama sekali tidak ada ledakan, tetapi api sangat cepat menyambar kami," katanya.
Seperti yang diwartakan sebelumnya, sebuah ledakan tabung elpiji ukuran tiga kilogram terjadi pada Kamis sekitar pukul 06.45 WIB di rumah Urip Suhardo (56), warga Jalan Nangka Nomor 27, Kelurahan Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan, Cilacap, yang sedang hajatan.
Peristiwa tersebut terjadi saat Urip Suhardo bersama anaknya, Andreas,
berupaya memasang regulator pada tabung elpiji ukuran tiga kilogram di samping rumah.
Upaya pemasangan regulator tersebut selalu gagal meskipun telah dilakukan tiga kali, hingga akhirnya terjadi kebocoran gas yang langsung menyebar ke rumah.
Sementara di dalam dapur yang berjarak sekitar 10 meter dari tabung bocor tersebut terdapat kompor yang menyala sehingga api langsung menyambar gas yang keluar dari tabung elpiji.
Urip Suhardo dan Andreas tidak sempat menghindar dari tabung tersebut.
sehingga mengalami luka bakar.
Selain itu, api juga menyambar sejumlah korban yang sedang memasak di dapur.
Rabu, 15 Desember 2010
SOSOK SEORANG AYAH
Coba sejenak kau lihat raut kelentihan dari wajah ayahmu, . . .
Helai rambut yang memutih di kepalanya dan kau akan melihat betapa ayah, bapak atau papamu selalu menyayangimu dan menjagamu.
Dan dibalik ketidaknyamananmu ada sebuah cinta yang selalu menjadi pelindungmu. Coba kau katakan sekali saja, :
” Aku sayang sama ayah, bapak, papa . . . . ”,
Kau akan melihat guratan senyum kebahagiaan dari raut bibirnya yang mungkin tidak pernah kau lihat sebelumnya. “
Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa,
yang sedang bekerja diperantauan,
yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri,
yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..
Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.
Lalu bagaimana dengan Papa ?
Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,
Tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu ?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, . . .
Tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian ?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil, . . . .
Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu…
Kemudian Mama bilang : “ Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya ” ,
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka.
Tapi sadarkah kamu? Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, . . .
Mama menatapmu iba.
Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”
Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi ?
Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : “Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”
Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. . . .
Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja.
Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “ Tidak boleh !”
Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu ?
Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga . . .
Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu.
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama.
Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu . . . .
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, . . . .
atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, . . . .
Papa akan memasang wajah paling cool se dunia.
Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu.
Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, . . .
Dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, . . .
kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, . . .
dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir . . . .
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam . . . .
Hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.
Sadarkah kamu, . . .
bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang ?
“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa . . . . .”
Setelah lulus SMA, . . . . .
Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur . . .
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti.
Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa
Ketika kamu menjadi gadis dewasa . . . .
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain . . . .
Papa harus melepasmu di terminal. . . .
Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu ?
Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. . . .
Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat . . . .
Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, . . .
dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya saying . .. .”
Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT . . .
Kuat untuk pergi dan menjadi dewasa . . . . .
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa . . . .
Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru,
dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan . . . .
Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah :
“ Tidak . . . . . Tidak bisa ! ”
Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan :
“ Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu . . . .”
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum . . . ?
Pada saat kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas
“ Putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang . . . . ”
Sampai saat seorang teman lelakimu datang ke rumah . . . .
dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya . . . . .
Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin . . .
Karena Papa tahu. . . .
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya….
Saat Papa melihatmu duduk di panggung pelaminan bersama seseorang lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, . . . .
Papa pun tersenyum bahagia.
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu . . . . ?
Papa pergi ke belakang panggung sebentar, dan menangis. . . .
Papa menangis karena papa sangat berbahagia . . . . .
Kemudian Papa berdoa . . . .
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata :
“ Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik . . .
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik . . . .
Bahagiakanlah ia bersama suaminya . . . ”
Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu . . .
bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk.
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih . . . .
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya . . .
Papa telah menyelesaikan tugasnya . . . .
Papa, Ayah, Bapak kita . . . .
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat.
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis . . .
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu . . . .
Dan dia adalah yang orang pertama . . .
yang selalu yakin bahwa “ KAMU BISA ” dalam segala hal..
Catatan :
Aku mendapatkan notes ini dari teman, . . .
dan mungkin ada baiknya jika aku kembali membagikannya kepada teman-teman ku yang lain.
Tulisan ini aku dedikasikan kepada putrid kecilku,
Yoana Babtista Adventianti
Semoga kelak menjadi orang yang hebat . . .
Juga murid-muridku
Dan juga alumni SMA Yos Sudarso Cilacap
Banyak hal yang mungkin tidak bisa dikatakan Ayah, Bapak, Papa kita . . . .
Tapi setidaknya kini kita mengerti apa yang tersembunyi dibalik hatinya . . . . .
Aku mencintaimu Bapak . . . .
Bilik Asmara Merapi Itu Tidak Digunakan
SLEMAN, KOMPAS.com — Pengungsi bencana letusan Gunung Merapi yang berada di Stadion Maguwoharjo, Depok, Kabupaten Sleman, belum memanfaatkan bilik asmara yang disediakan pengelola barak pengungsian karena para pengungsi tidak tahu jika disediakan fasilitas tersebut.
"Kami malah tidak tahu jika ada bilik asamara untuk pasangan suami istri," kata salah satu pengungsi dari Dusun Gaungan, Desa Wukirsari, Cangkringan, Rabu (24/11/2010).
Menurut dia, dirinya telah mengungsi di Stadion Maguwoharjo sejak erupsi besar Gunung Merapi pada 5 November yang menghancurkan dusun dan rumahnya.
"Ya kalau dihitung sudah lebih dua minggu kami mengungsi dan selama ini memang kesulitan untuk menyalurkan kebutuhan biologis suami istri," katanya.
Pengelola Stadion Maguwoharjo, Depok, Sleman, telah menyediakan dua kamar ukuran besar untuk memenuhi kebutuhan biologis pasangan suami istri.
Bilik dengan ukuran kamar 8 x 9 meter yang berada di lantai 2 sisi barat Stadion Maguwoharjo tersebut dilengkapi kamar mandi serta kasur dan bantal.
"Kami menyediakan kamar ini untuk para pengungsi yang ingin berhubungan suami istri," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Stadion Maguwoharjo Sarah Waluyo.
Secara teknis, sebenarnya sangat mudah bagi pasangan suami istri untuk menggunakan kamar tersebut.
Asal mereka adalah suami istri dan memberitahu posko, maka dengan cepat petugas akan mengantar dan memberikan kunci kamar.
"Asal suami istri, kami persilakan mereka ke kamar yang telah disediakan, kami tahu para pengungsi sudah setengah bulan di barak pengungsian umum ini, jadi kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai hiburan dan pelepas rasa stres," katanya.
Jogja Istimewa
Jogja Istimewa
By: Ki JaRot (Kill the DJ – Jahanam – Rotra )
by Isnadiar Ilman
Holopis Kuntul Baris..
HOOK:
Jogja! Jogja! Tetap Istimewa
Istimewa Negrinya, Istimewa Orangnya
Jogja! Jogja! Tetap Istimewa
Jogja Istimewa untuk Indonesia
JAHANAM:
Rungokna iki gatra saka ngayogyakarta
Nagari paling penak rasane koyo swarga
Ora peduli donya dadi neraka
Neng kene tansah edi peni lan merdika
Tanah lahirkan Tahta, Tahta untuk Rakyat
Dimana Rajanya Bercermin di kalbu Rakyat
Demikianlah singgasana bermartabat
Berdiri kokoh tuk mengayomi rakyat
Memayu hayuning bawana
Saka jaman perjuangan nganthi merdika
Jogja istimewa bukan hanya daerahnya
Tapi juga karena orang-orangnya
KILL THE DJ:
Tambur wis ditabuh suling wis muni
Holopis kuntul baris ayo dadi siji
Bareng para prajurit lan senopati
Mukti utawa mati manunggal kawula Gusti
Menyerang tanpa pasukan
Menang tanpa merendahkan
Kesaktian tanpa ajian
Kekayaan tanpa kemewahan
Tenang bagai ombak gemuruh laksana Merapi
Tradisi hidup di tengah modernisasi
Rakyate jajah deso milang kori
Nyebarake seni lan budi pekerti
ROTRA:
Elingo sabdane Sri Sultan Hamengkubuwono kaping sanga
Sak duwur-duwure sinau kudune dewe tetep wong Jawa
Diumpamakne kacang kang ora ninggalke lanjaran
Marang bumi sing nglahirake dewe tansah kelingan
Ing ngarso sung tuladha
Ing madya mangun karsa
Tut wuri handayani
Holopis kuntul baris ayo dadi siji
Sepi ing pamrih rame ing gawe
Sejarah wus mbuktekake
Jogja istimewa bukan hanya untuk dirinya
Jogja istimewa untuk Indonesia
Holopis Kuntul Baris..
Warga Yogyakarta Minta Pemerintah Ingat Sejarah
Liputan6.com, Bantul:
Tuntutan keistimewaan masih saja di suarakan rakyat Yogyakarta.
Bahkan, di Bantul, baru-baru ini, warga menggelar upacara memperingati maklumat bergabungnya Kasultanan Yogyakarta dan Nagari Puro Pakualaman ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia atau yang dikenal Maklumat 5 September 1945.
Dalam peringatan itu, warga mengenakan pakaian Jawa lengkap dengan blangkon di kepala.
Di sekitar tempat upacara, terpasang bendera keraton dan Puro Pakualam, bersamaan dengan Merah Putih.
Upacara dilakukan karena masyarakat tak puas dengan sikap pemerintah yang meminta jabatan gubernur dan wakil gubernur dilakukan melalui pemilihan.
Mereka berharap pusat mau mendengar aspirasi masyarakat Yogyakarta.
Dalam kesempatan itu, warga berharap Maklumat 5 September 1945 bisa menjadi pegangan dalam menyusun Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta.
Pemerintah diharapkan mau berpijak pada sejarah dan aspirasi rakyat Yogyakarta. Dengan begitu tak memaksakan kehendak dalam soal gubernur dan wagub
Sabtu, 25 September 2010
Korupsi : Resiko pribadi atau resiko jabatan ?
Hukuman Mantan Bupati Cilacap Berkurang Lagi
Rabu, 22 September 2010 | 17:26 WIB
Masa hukuman penjara yang harus dijalani mantan Bupati Cilacap, Probo Yulastoro, terpidana kasus korupsi APBD Cilacap 2004-2008 sebesar Rp 14,1 miliar, kini kian berkurang. Sebelumnya, Probo pernah mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Jawa Tengah dan berhasil memperoleh keringanan masa hukuman dari sembilan tahun menjadi tujuh tahun penjara.
Baru-baru ini, Mahkamah Agung juga memutuskan meringankan masa hukumannya dari tujuh tahun menjadi empat tahun penjara. Putusan MA itu merupakan hasil kasasi yang diajukan Probo melalui pengacaranya, Bambang Sri Wahono.
Kepala Humas Pengadilan Negeri Cilacap Bambang Ariyanto, Selasa (21/9), mengatakan, petikan putusan MA itu telah diterima PN Cilacap beberapa hari lalu. Petikan putusan itu merupakan hasil keputusan permusyawaratan MA pada 24 Agustus lalu, yang dipimpin oleh hakim ketua Imron Anwar serta dua hakim anggota Ahmad Yamanie dan Hakim Nyak Pha.
Selain itu, Mahkamah Agung juga memutuskan Probo wajib membayar denda Rp 200 juta dan uang pengganti Rp 7,2 miliar. Jumlah uang pengganti itu sama dengan yang diputuskan oleh Pengadilan Tinggi Jateng. Hanya jika dibandingkan besarnya uang pengganti yang diputuskan oleh PN Cilacap saat vonis pertama dijatuhkan kepada Probo, uang pengganti yang wajib dibayar itu jauh lebih rendah, sebab PN Cilacap memutuskan Probo membayar uang pengganti Rp 14,1 miliar sesuai uang yang dikorupsi.
Bambang mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu hasil keputusan yang lengkap dari MA. "Sekarang ini kami baru menerima petikan putusan saja," katanya.
Dihubungi secara terpisah, Bambang Sri Wahono selaku pengacara Probo mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk menempuh langkah hukum selanjutnya, yakni mengajukan peninjauan kembali (PK). "Kalau PK yang kami ajukan itu dikabulkan, kami akan meminta agar klien kami bisa diangkat kembali sebagai Bupati Cilacap," jelasnya. (mdn)
Rabu, 22 September 2010 | 17:26 WIB
Masa hukuman penjara yang harus dijalani mantan Bupati Cilacap, Probo Yulastoro, terpidana kasus korupsi APBD Cilacap 2004-2008 sebesar Rp 14,1 miliar, kini kian berkurang. Sebelumnya, Probo pernah mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Jawa Tengah dan berhasil memperoleh keringanan masa hukuman dari sembilan tahun menjadi tujuh tahun penjara.
Baru-baru ini, Mahkamah Agung juga memutuskan meringankan masa hukumannya dari tujuh tahun menjadi empat tahun penjara. Putusan MA itu merupakan hasil kasasi yang diajukan Probo melalui pengacaranya, Bambang Sri Wahono.
Kepala Humas Pengadilan Negeri Cilacap Bambang Ariyanto, Selasa (21/9), mengatakan, petikan putusan MA itu telah diterima PN Cilacap beberapa hari lalu. Petikan putusan itu merupakan hasil keputusan permusyawaratan MA pada 24 Agustus lalu, yang dipimpin oleh hakim ketua Imron Anwar serta dua hakim anggota Ahmad Yamanie dan Hakim Nyak Pha.
Selain itu, Mahkamah Agung juga memutuskan Probo wajib membayar denda Rp 200 juta dan uang pengganti Rp 7,2 miliar. Jumlah uang pengganti itu sama dengan yang diputuskan oleh Pengadilan Tinggi Jateng. Hanya jika dibandingkan besarnya uang pengganti yang diputuskan oleh PN Cilacap saat vonis pertama dijatuhkan kepada Probo, uang pengganti yang wajib dibayar itu jauh lebih rendah, sebab PN Cilacap memutuskan Probo membayar uang pengganti Rp 14,1 miliar sesuai uang yang dikorupsi.
Bambang mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu hasil keputusan yang lengkap dari MA. "Sekarang ini kami baru menerima petikan putusan saja," katanya.
Dihubungi secara terpisah, Bambang Sri Wahono selaku pengacara Probo mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk menempuh langkah hukum selanjutnya, yakni mengajukan peninjauan kembali (PK). "Kalau PK yang kami ajukan itu dikabulkan, kami akan meminta agar klien kami bisa diangkat kembali sebagai Bupati Cilacap," jelasnya. (mdn)
Selasa, 10 Agustus 2010
Etika : Kecam Lewat Facebook, 4 Siswi Dipecat
Etika : Kecam Lewat Facebook, 4 Siswi Dipecat
Sabtu, 7 Agustus 2010 | 23:19 WIB
PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Sebanyak empat siswi SMAN 2 Kota Probolinggo, Jawa Timur, dipecat karena dinilai mencemarkan nama baik sekolah.
Mereka adalah Mega Ayu Karina, Rusdiana Islamiati, Devi Rizki, dan Anisah Nurul Hidayah yang semuanya duduk di kelas 11 IPS.
Disebutkan, Jumat (30/7/2010) lalu, Devi membuat status di akun Facebook-nya. Isinya, Devi mengeluhkan kejadian di sekolahnya yang hingga kini belum tertangani.
Seperti kejadian hilangnya beberapa helm milik siswa, jok motor yang disilet, bahkan sepatu yang ditaruh di musala juga dirusak (disilet).
Peristiwa itu sudah dilaporkan ke bagian kesiswaan. Namun, dalam statusnya, Devi menyebut tidak ada respons. Dari sanalah muncul komentar teman-teman Devi.
”Ya, Devi yang memulai. Akhirnya saya dan teman-teman lain menanggapinya,” aku Mega Ayu Karina, dibenarkan Roediana Islamiati.
Sementara, Arif Sulifan, seorang paman Mega Ayu, memperlihatkan komentar Mega di Facebook-nya dalam bentuk tulisan tangan di sebuah kertas yang kemudian diupload Jumat pekan lalu pukul 21.12 WIB. Isinya, "O, ia Mandar sing salah cepet matek." Artinya, justru yang salah itu yang cepat mati.
Komentar Mega berikutnya, menohok dinas pendidikan. "Cek pak wali kog scol saiki iku g bersi. Trs ap gunane ad guru piket, ada satpam, leg g ad tanggung jawabe. Jog wedi di tokno rek. Qt t gak salah, tenang wis. Masio anake jendral sing sugeh dewe, ojog belagu…..Cz sik ono sing lebih sugeh, percaya etz. Freedom to girl ok ????"
Di status itu, mereka berkomentar bebas dengan gaya bahasa anak remaja. Intinya mereka kecewa terhadap pihak sekolah. Kalimat panjang itu bahkan terkesan menantang.
Terjemahan bebasnya, "Cek pak wali kota, kok sekolah sekarang tidak bersih. Lantas, apa guna ada guru piket, ada satpam, jika tidak ada tanggung jawabnya. Jangan takut dikeluarkan dari sekolah, teman-teman. Kita tidak salah, tenang saja. Meskipun anaknya jenderal yang paling kaya, jangan belagu.. karena masih ada yang lebih kaya, percaya saja. Freedom to girl, Ok??"
Namun, mereka tidak berpikir, apa yang mereka curahkan akan berdampak pada diri mereka sendiri. Disebutkan, dalam percakapan itu ada beberapa ungkapan kasar. Seperti “sekolah tak brtanggung jawaB + keparatt !”
Status dan komentar mereka ternyata berbuntut panjang, bahkan pihak SMAN 2 naik pitam. Sehingga lembaga sekolah tersebut memecat keempat muridnya yang turut berkomentar dalam percakapan di Facebook tersebut.
Mohamad Zaini, wakil kepala sekolah bidang humas, membantah telah memberhentikan empat muridnya. Dalih begini, "Bukan memberhentikan, tapi sekolah mengembalikan mereka ke orangtuanya. Dalam hal ini, kami tidak diam, kok. Kami masih membantu mencarikan sekolah.”
Terpisah, Ketua Dewan Pendidikan Kota Probolinggo, Wawan Koeswandoro, berharap, seharusnya pihak SMAN 2 tidak terburu-buru memberhentikan murid yang dianggap salah.
”Sekolah itu, kan, sebuah lembaga pembinaan. Mestinya mereka dibina dulu. Jangan ujuk-ujuk mengambil sikap yang merugikan siswa dan wali murid,” kata Wawan. (st35)
Editor: yuli | Sumber :Surya
Selasa, 27 Juli 2010
Tunjangan Belum Cair, Guru Resah
Yogyakarta
Laporan wartawan KOMPAS Irene Sarwindaningrum
Minggu, 25 Juli 2010 | 18:06 WIB
YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah guru resah karena belum menerima tunjangan sertifikasi sejak Januari hingga Juli ini. Mereka berharap tunjangan sertifikasi dapat cair sebelum bulan puasa, mengingat tingginya kebutuhan biaya sekolah untuk awal tahun ajaran baru serta harga kebutuhan pokok yang meningkat.
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi DI Yogyakarta Zainal Fanani mengatakan, lebih dari enam bulan selama tahun 2010 ini, tunjangan sertifikasi untuk guru pegawai negeri sipil belum turun. Padahal, tunjangan sebesar satu kali gaji pokok sebulan itu seharusnya diterimakan setiap tiga bulan sekali.
"Jadi sudah dua periode ini kami belum menerima tunjangan sertifikasi. Padahal, para guru sudah memenuhi semua syarat yang diminta pada akhir 2009 dan Mei lalu. Tapi sampai sekarang sama sekali belum ada kepastian," katanya di Yogyakarta, Minggu (25/7/2010).
Menurut Zainal , keresahan para guru tercermin dari banyaknya keluhan mengenai belum turunnya tunjangan sertifikasi yang masuk ke PGRI, baik tingkat kota dan kabupaten maupun tingkat provinsi. Jumlah keluhan meningkat pada Bulan Juni seiring dengan meningkatnya kebutuhan biaya para guru.
"Keluhan-keluhan ini telah berusaha disampaikan ke dinas terkait, namun hingga saat ini belum ada hasil memuaskan. Kami sempat dijanjikan akan menerima tunjangan sertifikasi awal Juni. Tapi sampai sekarang nyatanya belum turun juga," ujarnya.
Zainal menuturkan, tunjangan sertifikasi amat penting bagi para guru di saat kebutuhan hidup sedang tinggi-tingginya seperti sekarang ini. Banyak guru membutuhkan biaya tambahan untuk memenuhi kebutuhan sekolah atau kuliah anaknya di awal tahun ajaran baru. Beban ekonomi bertambah berat karena harga kebutuhan pokok yang meningkat menjelang bulan puasa ini.
Gaji pokok guru yang berkisar Rp 2- 2,5 juta sebulan dinilai tak cukup untuk memenuhi kebutuhan di luar pengeluaran rutin guru. Hingga saat ini, ujar Zainal, masih banyak guru yang tak mampu membiayai atau terpaksa berhutang untuk biaya kuliah anaknya.
Untuk tahun 2010 ini, jumlah guru penerima tunjangan sertifikasi mencapai lebih dari 13.000 orang.
Sabtu, 24 Juli 2010
KINERJA BURUK Pimpinan DPR Kehabisan Akal Tegur Anggota Malas
Minggu, 25 Juli 2010 | 03:28 WIB
Jakarta, Kompas - Sejumlah unsur pimpinan DPR dan Badan Kehormatan DPR setuju mengumumkan kepada publik tentang kinerja anggota DPR yang malas menghadiri rapat. Mereka juga menyetujui pemanfaatan teknologi pemindai sidik jari (fingerprint) deteksi kepastian kehadiran anggota dalam rapat-rapat resmi DPR.
Usulan mengumumkan absensi anggota DPR dan pemanfaatan pemindai sidik jari tersebut mengemuka di tengah keprihatinan publik akan banyaknya anggota DPR yang malas menghadiri rapat-rapat di DPR.
”Pimpinan Dewan sudah kehabisan akal untuk mencari cara menegur anggota DPR yang malas. Seharusnya itu tugas pimpinan fraksi menegur anggotanya. Kalau usulan ini baik untuk semua, ada baiknya kita coba,” kata Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, Sabtu (24/7).
Menurut Priyo, keprihatinan akan buruknya tingkat kehadiran anggota DPR dalam rapat sudah muncul di kalangan pimpinan DPR sejak sebulan lalu. Bahkan, seluruh pimpinan DPR menandatangani surat yang dikirim melalui pimpinan fraksi, yang intinya meminta anggota untuk mengindahkan tingkat kehadiran di persidangan. Hal itu penting karena bisa memengaruhi citra DPR menjadi terpuruk.
Dalam surat itu juga disebutkan, Badan Kehormatan DPR diminta tak ragu-ragu mengambil tindakan tegas dengan mengeluarkan sanksi bagi anggota yang tidak hadir dengan alasan yang tidak jelas. Selain itu, pimpinan DPR juga tengah mempertimbangkan kemungkinan mengurangi tunjangan kehormatan anggota DPR yang tidak menghadiri rapat tanpa alasan yang jelas.
”Bisa saja, misalnya, dibuat aturan, tunjangan kehormatan dipotong hingga 60 persen ketika mereka tidak menghadiri rapat tanpa alasan jelas dalam beberapa kali secara berturut-turut,” katanya.
Secara terpisah, Ketua DPR Marzuki Alie mengakui, sebagian anggota DPR masih menganggap tingkat kehadiran dalam rapat-rapat di DPR tidak penting. Belum banyak anggota yang menyadari bahwa tingkat kehadiran tersebut menunjukkan kualitas dan komitmen mereka dalam mewakili dan memperjuangkan kepentingan rakyat.
”Saya setuju sekali jika tingkat kehadiran itu diumumkan kepada publik. Setidaknya ada sanksi moral bagi anggota yang malas,” katanya.
Meski demikian, menurut Marzuki, mengumumkan tingkat kehadiran anggota DPR tetap harus diputuskan bersama. ”Tidak bisa sebagai pimpinan saya memutuskan sendiri,” katanya.
Wakil Ketua Badan Kehormatan DPR Nudirman Munir juga sepakat jika ketidakhadiran anggota DPR diumumkan kepada publik. Pengumuman itu bisa dilakukan setelah data kehadiran direkapitulasi dan dikonfirmasikan kepada ketua fraksi.
Usulan penggunaan teknologi dalam merekapitulasi data kehadiran anggota DPR, termasuk di antaranya kemungkinan menggunakan teknologi pemindai sidik jari, menurut Marzuki, sebenarnya sudah diakomodasi dalam tata tertib DPR, tetapi hal itu belum dilaksanakan. ”Kami berharap kesekjenan bisa segera menerapkan teknologi itu,” katanya.
Menurut Marzuki, penggunaan teknologi pemindai sidik jari sudah jamak ditemui di parlemen di luar negeri, antara lain di Turki dan Iran. Jika teknologi itu bisa diaplikasikan di ruang-ruang rapat DPR, waktu yang dibutuhkan untuk membuat laporan kehadiran anggota juga semakin singkat.
”Dengan cara itu, rapat bisa berjalan efektif. Anggota tidak bisa lagi absen lalu meninggalkan rapat sebelum rapat berakhir. Anggota juga tidak bisa lagi menitipkan kehadirannya kepada orang lain,” katanya.
Penerapan teknologi tersebut juga dinilai tidak mahal karena bisa saja memanfaatkan jaringan komputer yang tersedia. Pengadaan alat pemindai sidik jari tersebut diperkirakan juga hanya menghabiskan biaya dalam kisaran jutaan rupiah.
Pelecehan DPR
Desakan penggunaan teknologi itu, menurut Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia Sebastian Salang menunjukkan ketidakpercayaan publik terhadap DPR. Desakan publik ini muncul karena publik sudah tidak bisa memberikan toleransi lagi kepada anggota DPR yang malas.
”Sebenarnya ini bisa dianggap sebagai pelecehan terhadap DPR karena sebagai orang yang dipercaya dan dipilih rakyat harus menggunakan fingerprint untuk menunjukkan kehadirannya,” katanya.
Priyo menyadari, penggunaan pemindai sidik jari sebenarnya tidak cocok diterapkan bagi anggota DPR. Anggota DPR pada dasarnya pemimpin yang dipilih rakyat dan tidak perlu diberlakukan absensi seperti pekerja kantoran.
Meski demikian, menurut Priyo, teknologi itu layak dicoba untuk memperbaiki kinerja DPR. ”Susah payah kami membangun citra DPR yang lebih baik. Usaha itu runtuh seketika gara-gara persoalan ketidakhadiran anggota DPR yang terus-menerus mengemuka,” katanya. (WHY)
Jakarta, Kompas - Sejumlah unsur pimpinan DPR dan Badan Kehormatan DPR setuju mengumumkan kepada publik tentang kinerja anggota DPR yang malas menghadiri rapat. Mereka juga menyetujui pemanfaatan teknologi pemindai sidik jari (fingerprint) deteksi kepastian kehadiran anggota dalam rapat-rapat resmi DPR.
Usulan mengumumkan absensi anggota DPR dan pemanfaatan pemindai sidik jari tersebut mengemuka di tengah keprihatinan publik akan banyaknya anggota DPR yang malas menghadiri rapat-rapat di DPR.
”Pimpinan Dewan sudah kehabisan akal untuk mencari cara menegur anggota DPR yang malas. Seharusnya itu tugas pimpinan fraksi menegur anggotanya. Kalau usulan ini baik untuk semua, ada baiknya kita coba,” kata Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, Sabtu (24/7).
Menurut Priyo, keprihatinan akan buruknya tingkat kehadiran anggota DPR dalam rapat sudah muncul di kalangan pimpinan DPR sejak sebulan lalu. Bahkan, seluruh pimpinan DPR menandatangani surat yang dikirim melalui pimpinan fraksi, yang intinya meminta anggota untuk mengindahkan tingkat kehadiran di persidangan. Hal itu penting karena bisa memengaruhi citra DPR menjadi terpuruk.
Dalam surat itu juga disebutkan, Badan Kehormatan DPR diminta tak ragu-ragu mengambil tindakan tegas dengan mengeluarkan sanksi bagi anggota yang tidak hadir dengan alasan yang tidak jelas. Selain itu, pimpinan DPR juga tengah mempertimbangkan kemungkinan mengurangi tunjangan kehormatan anggota DPR yang tidak menghadiri rapat tanpa alasan yang jelas.
”Bisa saja, misalnya, dibuat aturan, tunjangan kehormatan dipotong hingga 60 persen ketika mereka tidak menghadiri rapat tanpa alasan jelas dalam beberapa kali secara berturut-turut,” katanya.
Secara terpisah, Ketua DPR Marzuki Alie mengakui, sebagian anggota DPR masih menganggap tingkat kehadiran dalam rapat-rapat di DPR tidak penting. Belum banyak anggota yang menyadari bahwa tingkat kehadiran tersebut menunjukkan kualitas dan komitmen mereka dalam mewakili dan memperjuangkan kepentingan rakyat.
”Saya setuju sekali jika tingkat kehadiran itu diumumkan kepada publik. Setidaknya ada sanksi moral bagi anggota yang malas,” katanya.
Meski demikian, menurut Marzuki, mengumumkan tingkat kehadiran anggota DPR tetap harus diputuskan bersama. ”Tidak bisa sebagai pimpinan saya memutuskan sendiri,” katanya.
Wakil Ketua Badan Kehormatan DPR Nudirman Munir juga sepakat jika ketidakhadiran anggota DPR diumumkan kepada publik. Pengumuman itu bisa dilakukan setelah data kehadiran direkapitulasi dan dikonfirmasikan kepada ketua fraksi.
Usulan penggunaan teknologi dalam merekapitulasi data kehadiran anggota DPR, termasuk di antaranya kemungkinan menggunakan teknologi pemindai sidik jari, menurut Marzuki, sebenarnya sudah diakomodasi dalam tata tertib DPR, tetapi hal itu belum dilaksanakan. ”Kami berharap kesekjenan bisa segera menerapkan teknologi itu,” katanya.
Menurut Marzuki, penggunaan teknologi pemindai sidik jari sudah jamak ditemui di parlemen di luar negeri, antara lain di Turki dan Iran. Jika teknologi itu bisa diaplikasikan di ruang-ruang rapat DPR, waktu yang dibutuhkan untuk membuat laporan kehadiran anggota juga semakin singkat.
”Dengan cara itu, rapat bisa berjalan efektif. Anggota tidak bisa lagi absen lalu meninggalkan rapat sebelum rapat berakhir. Anggota juga tidak bisa lagi menitipkan kehadirannya kepada orang lain,” katanya.
Penerapan teknologi tersebut juga dinilai tidak mahal karena bisa saja memanfaatkan jaringan komputer yang tersedia. Pengadaan alat pemindai sidik jari tersebut diperkirakan juga hanya menghabiskan biaya dalam kisaran jutaan rupiah.
Pelecehan DPR
Desakan penggunaan teknologi itu, menurut Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia Sebastian Salang menunjukkan ketidakpercayaan publik terhadap DPR. Desakan publik ini muncul karena publik sudah tidak bisa memberikan toleransi lagi kepada anggota DPR yang malas.
”Sebenarnya ini bisa dianggap sebagai pelecehan terhadap DPR karena sebagai orang yang dipercaya dan dipilih rakyat harus menggunakan fingerprint untuk menunjukkan kehadirannya,” katanya.
Priyo menyadari, penggunaan pemindai sidik jari sebenarnya tidak cocok diterapkan bagi anggota DPR. Anggota DPR pada dasarnya pemimpin yang dipilih rakyat dan tidak perlu diberlakukan absensi seperti pekerja kantoran.
Meski demikian, menurut Priyo, teknologi itu layak dicoba untuk memperbaiki kinerja DPR. ”Susah payah kami membangun citra DPR yang lebih baik. Usaha itu runtuh seketika gara-gara persoalan ketidakhadiran anggota DPR yang terus-menerus mengemuka,” katanya. (WHY)
ATASI KASUS BOLOS Presensi Anggota DPR Pakai 'Finger Print'
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
Jumat, 23 Juli 2010 | 16:43 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pimpinan DPR meminta Sekretariat Jenderal (Sekjen) dan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) untuk mempersiapkan perangkat presensi atau kehadiran yang bisa "memaksa" anggota Dewan untuk hadir dalam rapat-rapat di Gedung Dewan.
Selama ini, para anggota hanya diharuskan membubuhkan tanda tangan, yang terkadang diwakili oleh stafnya. Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengatakan, ke depan, anggota Dewan akan diabsen dengan menggunakan sidik jari alias finger print. "Kami sudah memerintahkan Kesekjenan dan BURT untuk siapkan absen finger print, sidik jari, biar ketahuan yang bolos," kata Priyo, di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (23/7/2010).
Jika memang ada anggota yang berhalangan, ia mengimbau agar mengajukan izin. "Kesatria saja izin, jika memang berhalangan. Sekarang sudah sangat memprihatinkan dan kami ingatkan seluruh anggota untuk menjaga nilai dan kehormatan Dewan," ujarnya.
Priyo khawatir, perilaku membolos para anggota Dewan yang terekam media akan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap para wakilnya. Tak hanya mengikat dengan daftar presensi sidik jari, ia juga mengapresiasi usulan pemotongan uang kehormatan dan kehadiran bagi anggota yang bolos.
"Kalau uang kehormatan dipotong sebesar berapa kali membolos, ini ide yang menarik. Membolos berapa persen kemudian dipotong uang kehadiran. Bisa juga seperti itu. Nanti coba akan dirumuskan," ujar Priyo.
Pemkab Jayapura Absensi Pegawai Lewat Radio
Liputan 6 - Sabtu, 24 Juli
Liputan6.com, Sentani: Pemerintah Kabupaten Jayapura, Papua, memberlakukan absensi bagi Pegawai Negeri Sipil atau PNS yang bertugas di tingkat distrik, kelurahan, dan kampung melalui radio PTT (push to talk). "Kami terus menjalankan absensi baik bagi pegawai yang ada di kantor bupati maupun di distrik dan kampung melalui alat komunikasi radio," kata Asisten III Sekda Kabupaten Jayapura Buce D Batkorumbawa di Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (24/7).
Buce menambahkan, setiap hari kerja, absensi dijalankan selama empat kali bagi pegawai yang ada di kantor bupati. Pertama, dilakukan sebelum apel pagi pada pukul 07.30 WIT, absen kedua pukul 11.00 WIT, ketiga pukul 13.00 WIT, dan absensi keempat pukul 13.00 WIT sebelum apel siang dengan menggunakan absen digital.
Begitupula bagi pegawai di tingkat distrik, kampung, serta kelurahan. Mereka diabsen lewat radio PTT pada jam yang sama dan dilaporkan kepala distrik berapa stafnya yang hadir, sakit, izin dan tanpa keterangan. Dengan memberlakukan absensi seperti itu, semua pegawai lingkungan Pemkab Jayapura bisa terpantau aktivitasnya dan bisa ketahuan yang malas serta suka alpa.
Menurut Buce, pemberlakukan apel pagi, siang, serta absensi bukan semata-mata untuk mengecek kehadiran pegawai. Namun, tolak ukur dalam memberikan kredit poin kepada seluruh pegawai sampai di tingkat distrik. "Bagi pegawai yang malas, akan diberikan sanksi berupa penundaan pemberian gaji dan tunjangan lainnya. Dan itu sudah diingatkan setiap hari," ucap Buce.
Karena, ujar Buce, PNS diangkat dan digaji negara sebagai kepanjangan tangan pemerintah di daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dimanapun berada. Untuk itu, pihaknya memberlakukan absensi cukup ketat untuk meningkatkan displin pegawai dalam menjalankan tugas.
Sekadar informasi, Kabupaten Jayapura terdiri atas 19 distrik 193 kampung dan lima kelurahan. Sebelah timur berbatasan dengan Kota Jayapura, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Keerom, dan sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sarmi.(BOG/Ant)
Liputan6.com, Sentani: Pemerintah Kabupaten Jayapura, Papua, memberlakukan absensi bagi Pegawai Negeri Sipil atau PNS yang bertugas di tingkat distrik, kelurahan, dan kampung melalui radio PTT (push to talk). "Kami terus menjalankan absensi baik bagi pegawai yang ada di kantor bupati maupun di distrik dan kampung melalui alat komunikasi radio," kata Asisten III Sekda Kabupaten Jayapura Buce D Batkorumbawa di Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (24/7).
Buce menambahkan, setiap hari kerja, absensi dijalankan selama empat kali bagi pegawai yang ada di kantor bupati. Pertama, dilakukan sebelum apel pagi pada pukul 07.30 WIT, absen kedua pukul 11.00 WIT, ketiga pukul 13.00 WIT, dan absensi keempat pukul 13.00 WIT sebelum apel siang dengan menggunakan absen digital.
Begitupula bagi pegawai di tingkat distrik, kampung, serta kelurahan. Mereka diabsen lewat radio PTT pada jam yang sama dan dilaporkan kepala distrik berapa stafnya yang hadir, sakit, izin dan tanpa keterangan. Dengan memberlakukan absensi seperti itu, semua pegawai lingkungan Pemkab Jayapura bisa terpantau aktivitasnya dan bisa ketahuan yang malas serta suka alpa.
Menurut Buce, pemberlakukan apel pagi, siang, serta absensi bukan semata-mata untuk mengecek kehadiran pegawai. Namun, tolak ukur dalam memberikan kredit poin kepada seluruh pegawai sampai di tingkat distrik. "Bagi pegawai yang malas, akan diberikan sanksi berupa penundaan pemberian gaji dan tunjangan lainnya. Dan itu sudah diingatkan setiap hari," ucap Buce.
Karena, ujar Buce, PNS diangkat dan digaji negara sebagai kepanjangan tangan pemerintah di daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dimanapun berada. Untuk itu, pihaknya memberlakukan absensi cukup ketat untuk meningkatkan displin pegawai dalam menjalankan tugas.
Sekadar informasi, Kabupaten Jayapura terdiri atas 19 distrik 193 kampung dan lima kelurahan. Sebelah timur berbatasan dengan Kota Jayapura, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Keerom, dan sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sarmi.(BOG/Ant)
Banyak Bolos, DPR Pakai Pemindai Sidik Jari
Banyak Bolos, DPR Pakai Pemindai Sidik Jari
"Citra dewan bisa rontok kalau bolos menjadi tradisi," ujar Priyo, Wakil Ketua DPR.
Jum'at, 23 Juli 2010, 15:09 WIB
Arfi Bambani Amri, Anggi Kusumadewi
Suasana Rapat Paripurna DPR yang lengang (Antara/ Ismar Patrizki)
VIVAnews - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Priyo Budi Santoso mengungkapkan, pimpinan DPR mengusulkan penerapan sistem presensi menggunakan mesin pemindai sidik jari. Langkah ini ditempuh karena tingkat kehadiran anggota Dewan di rapat-rapat terus merosot.
"Bukan niat kami membuat anggota DPR seperti karyawan kantoran. Tapi citra dewan bisa rontok kalau bolos menjadi tradisi," ujar Priyo di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat 23 Juli 2010. Ia menyatakan, pimpinan DPR telah memerintahkan Sekjen DPR untuk mengkaji dan menyiapkan sistem pemindai sidik jadi tersebut.
Menurutnya, kelima pimpinan DPR sudah merasa jengah dan getir dengan isu kemalasan anggota dewan yang tak juga pudar dari tahun-tahun. Isu tersebut bahkan dibahas di Rapat Pimpinan DPR.
Dari rapat itulah muncul ide untuk menerapkan sistem pemindai sidik jari. Pimpinan dewan pun telah mengirimkan surat peringatan ke seluruh fraksi DPR untuk memperketat pengawasan mereka terhadap absensi dan kinerja anggotanya.
"Surat itu sampai kami teken berlima untuk menunjukkan keseriusan kami. Padahal biasanya surat pimpinan cukup diteken satu orang pimpinan saja," tutur Priyo yang juga Ketua Partai Golkar itu.
Pimpinan dewan pun meminta Badan Kehormatan (BK) untuk mengambil langkah-langkah proaktif untuk menangani anggota dewan yang sering membolos. "Harus ada hukum disiplin bagi anggota yang membolos di luar kewajaran, lebih dari dua kali," ujarnya.
"Kami ingatkan agar seluruh anggota DPR terus menjaga kehormatan dewan," kata Priyo. Ia khawatir, bila isu membolos ini tidak ditanggapi anggota dewan dengan serius, maka masyarakat akan menyampaikan mosi tidak percaya kepada DPR. "Itu bisa jadi kiamat bagi kami." (hs)
• VIVAnews
Ah, RSBI Salah Kaprah!
Internasionalisasi Pendidikan
Ah, RSBI Salah Kaprah!
Rabu, 21 Juli 2010 | 10:24 WIB
HERU SRI KUMORO/KOMPAS IMAGES
Ilustrasi: Peneliti ahli bahasa Indonesia di Kementerian Pendidikan Nasional, Dendy Sugono, mengingatkan bahwa RSBI bukan sekadar mengganti bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris sebagai pengantar di kelas.
JAKARTA, KOMPAS.com — Sekolah-sekolah yang berstatus rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dinilai salah kaprah dalam mengartikan internasionalisasi pendidikan. Internasionalisasi diartikan dengan menggantikan bahasa pengantar bahasa Indonesia menjadi bahasa Inggris.
Mestinya, sistem pendidikan, kurikulum, standar, dan kualitasnya yang internasional, bukan mengesampingkan bahasa Indonesia.
-- Agus Dharma
"Padahal, mestinya, sistem pendidikan, kurikulum, standar, dan kualitasnya yang internasional, bukan mengesampingkan bahasa Indonesia," kata Wakil Kepala Sementara Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional Agus Dharma dalam seminar "Tantangan Bahasa Indonesia pada Era Pasar Bebas" yang diselenggarakan Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional, Selasa (20/7/2010) di Jakarta.
Menurut Agus, tujuan internasionalisasi pendidikan adalah untuk meningkatkan daya saing siswa di kancah internasional. Jika bahasa Indonesia yang dikesampingkan, siswa akan kehilangan jati diri sekaligus tidak mampu merebut kualitas internasional.
Peneliti ahli bahasa Indonesia di Kementerian Pendidikan Nasional, Dendy Sugono, mengingatkan bahwa RSBI bukan sekadar mengganti bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris sebagai pengantar di kelas. "Justru seharusnya anak Indonesia bisa multilingual, yakni menguasai bahasa ibu atau bahasa lokal, bahasa nasional, dan bahasa asing," ujarnya.
Dendy mengatakan, sesuai dengan teori linguistik, jika suatu bahasa tidak lagi digunakan sebagai bahasa pengantar dan bahasa ilmu pengetahuan, bahasa itu dipastikan akan hilang.
"Kalau semua sekolah pakai bahasa Inggris, siapa yang menjaga bahasa Indonesia? Maka, kepunahan bahasa Indonesia tinggal tunggu waktu saja," ujarnya. (LUK/CHE/BRO)
RSBI
RSBI Hilangkan Nasionalisme Siswa
Kamis, 22 Juli 2010 | 09:47 WIB
shutterstock
Ilustrasi: Sangat disayangkan pembelajaran di Tanah Air berkiblat ke barat, padahal seharusnya lebih mengedepankan potensi negara dalam kurikulum nasional.
MALANG, KOMPAS.com — Usaha pemerintah membentuk rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) di sekolah-sekolah negeri dikritik keras dalam sarasehan nasional di Universitas Negeri Malang (UNM) di Malang, Jawa Timur, Rabu (21/7/2010). Beberapa pembicara mengungkapkan, konsep RSBI malah jadi salah satu penyebab siswa tak lagi lekat dengan nilai-nilai Pancasila.
Tak masalah kalau pakai bahasa Inggris di sekolah, tetapi jangan adopsi kurikulum luar. Akibatnya, ajaran Pancasila lama-lama hilang.
-- Sri Edi Swasono
Salah satu penyebab tersebut diungkapkan oleh ekonom Sri Edi Swasono. "Tidak masalah kalau kita mau pakai bahasa Inggris di sekolah, tetapi jangan adopsi kurikulum luar untuk sekolah kita. Akibatnya, ajaran Pancasila lama-lama hilang," tutur Edi.
Edi sangat menyayangkan pembelajaran di Tanah Air berkiblat ke Barat. Padahal, seharusnya lebih mengedepankan potensi negara dalam kurikulum nasional.
"Coba, kita punya laut, mengapa oseanografi tidak diajarkan. Kita punya hutan, kenapa ilmu kehutanan tidak jadi pembelajaran," ujarnya mengkritik.
Rektor Universitas Wisnuwardhana Suko Wiyono pun menganggap konsep RSBI tidak efektif. "RSBI hanya mengubah cara menyampaikan pelajaran dengan bahasa Inggris. Yang menyedihkan, kemampuan bahasa Inggris guru tidak lebih baik dari siswanya," kata Suko. (nab)
Ah, RSBI Salah Kaprah!
Rabu, 21 Juli 2010 | 10:24 WIB
HERU SRI KUMORO/KOMPAS IMAGES
Ilustrasi: Peneliti ahli bahasa Indonesia di Kementerian Pendidikan Nasional, Dendy Sugono, mengingatkan bahwa RSBI bukan sekadar mengganti bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris sebagai pengantar di kelas.
JAKARTA, KOMPAS.com — Sekolah-sekolah yang berstatus rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dinilai salah kaprah dalam mengartikan internasionalisasi pendidikan. Internasionalisasi diartikan dengan menggantikan bahasa pengantar bahasa Indonesia menjadi bahasa Inggris.
Mestinya, sistem pendidikan, kurikulum, standar, dan kualitasnya yang internasional, bukan mengesampingkan bahasa Indonesia.
-- Agus Dharma
"Padahal, mestinya, sistem pendidikan, kurikulum, standar, dan kualitasnya yang internasional, bukan mengesampingkan bahasa Indonesia," kata Wakil Kepala Sementara Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional Agus Dharma dalam seminar "Tantangan Bahasa Indonesia pada Era Pasar Bebas" yang diselenggarakan Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional, Selasa (20/7/2010) di Jakarta.
Menurut Agus, tujuan internasionalisasi pendidikan adalah untuk meningkatkan daya saing siswa di kancah internasional. Jika bahasa Indonesia yang dikesampingkan, siswa akan kehilangan jati diri sekaligus tidak mampu merebut kualitas internasional.
Peneliti ahli bahasa Indonesia di Kementerian Pendidikan Nasional, Dendy Sugono, mengingatkan bahwa RSBI bukan sekadar mengganti bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris sebagai pengantar di kelas. "Justru seharusnya anak Indonesia bisa multilingual, yakni menguasai bahasa ibu atau bahasa lokal, bahasa nasional, dan bahasa asing," ujarnya.
Dendy mengatakan, sesuai dengan teori linguistik, jika suatu bahasa tidak lagi digunakan sebagai bahasa pengantar dan bahasa ilmu pengetahuan, bahasa itu dipastikan akan hilang.
"Kalau semua sekolah pakai bahasa Inggris, siapa yang menjaga bahasa Indonesia? Maka, kepunahan bahasa Indonesia tinggal tunggu waktu saja," ujarnya. (LUK/CHE/BRO)
RSBI
RSBI Hilangkan Nasionalisme Siswa
Kamis, 22 Juli 2010 | 09:47 WIB
shutterstock
Ilustrasi: Sangat disayangkan pembelajaran di Tanah Air berkiblat ke barat, padahal seharusnya lebih mengedepankan potensi negara dalam kurikulum nasional.
MALANG, KOMPAS.com — Usaha pemerintah membentuk rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) di sekolah-sekolah negeri dikritik keras dalam sarasehan nasional di Universitas Negeri Malang (UNM) di Malang, Jawa Timur, Rabu (21/7/2010). Beberapa pembicara mengungkapkan, konsep RSBI malah jadi salah satu penyebab siswa tak lagi lekat dengan nilai-nilai Pancasila.
Tak masalah kalau pakai bahasa Inggris di sekolah, tetapi jangan adopsi kurikulum luar. Akibatnya, ajaran Pancasila lama-lama hilang.
-- Sri Edi Swasono
Salah satu penyebab tersebut diungkapkan oleh ekonom Sri Edi Swasono. "Tidak masalah kalau kita mau pakai bahasa Inggris di sekolah, tetapi jangan adopsi kurikulum luar untuk sekolah kita. Akibatnya, ajaran Pancasila lama-lama hilang," tutur Edi.
Edi sangat menyayangkan pembelajaran di Tanah Air berkiblat ke Barat. Padahal, seharusnya lebih mengedepankan potensi negara dalam kurikulum nasional.
"Coba, kita punya laut, mengapa oseanografi tidak diajarkan. Kita punya hutan, kenapa ilmu kehutanan tidak jadi pembelajaran," ujarnya mengkritik.
Rektor Universitas Wisnuwardhana Suko Wiyono pun menganggap konsep RSBI tidak efektif. "RSBI hanya mengubah cara menyampaikan pelajaran dengan bahasa Inggris. Yang menyedihkan, kemampuan bahasa Inggris guru tidak lebih baik dari siswanya," kata Suko. (nab)
Kamis, 22 Juli 2010
Siswa Bermasalah Perlu Cuti?
Kebijakan Sekolah
Siswa Bermasalah Perlu Cuti?
Selasa, 20 Juli 2010 | 16:23 WIB
Ilustrasi: Kebijakan cuti merupakan pola pembinaan atas dasar kesepakatan bersama antara sekolah dan orang tua siswa apabila siswa bermasalah sudah tak bisa lagi dibina para guru yang berupa peringatan hingga tiga kali berturut-turut.
MATARAM, KOMPAS.com - Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Mataram, Nusa Tenggara Barat, memberlakukan sistem cuti bagi siswa yang dianggap bermasalah oleh pihak sekolah. Selama ini cara tersebut dinilai pihak sekolah sebagai upaya efektif menurunkan angka putus sekolah.
Kita tidak mau menerapkan kebijakan memberhentikan siswa bermasalah, karena itu kurang baik dari sisi kemanusiaan.
-- Faisyal
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Mataram Faisyal di Mataram, Selasa (20/7/2010), mengatakan, kebijakan memberikan hak cuti bagi siswa bermasalah sudah diterapkan sejak lama dan efektif mengubah perilaku siswa yang dianggap kurang baik.
"Kita tidak mau menerapkan kebijakan memberhentikan siswa bermasalah, karena itu kurang baik dari sisi kemanusiaan," katanya.
Menurut dia, kebijakan cuti merupakan pola pembinaan yang diberlakukan atas dasar kesepakatan bersama antara sekolah dan orang tua siswa. Cuti diberikan apabila siswa bermasalah sudah tidak bisa lagi dibina oleh para guru yang ada di sekolah berupa peringatan hingga tiga kali berturut-turut.
"Kalau sudah kita beri peringatan sampai tiga kali, baru kita panggil orang tuanya untuk diberikan solusi cuti. Nanti kalau memang sudah mau berubah, sekolah siap menerima kembali," katanya.
Dia menambahkan, batasan cuti yang diberikan maksimal satu tahun agar siswa tersebut tidak terlalu lama meninggalkan bangku sekolah. Hal itu dikhawatirkan siswa tidak mampu menangkap pelajaran seiring usianya yang terus bertambah.
Berpikir positif
Faisyal mengakui, setiap tahun ada siswa yang mengambil cuti karena memiliki masalah, baik dengan keluarga atau masalah lain, sehingga terbawa di lingkungan sekolah. Kondisi itu terkadang membuat siswa melanggar aturan yang telah diterapkan di sekolah.
"Pertimbangannya adalah potensi perubahan yang akan terjadi pada diri siswa. Kita berikan cuti karena kita berpikir positif saja, bahwa manusia itu tidak selamanya berkelakuan buruk. Pasti ada niat untuk mau berubah," katanya.
Faisal mencontohkan, jika ada siswa yang terkena kasus narkoba akan diberikan hak cuti untuk mendapatkan pembinaan, terutama dari sisi keagamaan. Hal itu akan efektif dilakukan oleh orang tua di rumah sendiri dan melibatkan tokoh agama.
"Biasanya penanaman keagamaan yang kurang, sehingga siswa bisa dengan mudah dimasuki oleh pengaruh-pengaruh negatif, termasuk pengaruh narkoba. Tapi, untuk kasus ini di sekolah kami tidak ada," katanya.
Minggu, 20 Juni 2010
Asal Usul Nama Indonesia
Saya yakin bahwa sebagian besar Warga Negara Indonesia tidak mengetahui secara pasti bagaimana sejarah Nama Indonesia, kalaupun ada yang tahu itu dipastikan hanya sekian persen dari keseluruhan Warga Negara Indonesia. Padahal sangatlah penting kita mengetahui bagaimana asal usul nama Indonesia yang sekarang ini kita pakai.
Didalam mata pelajaran sejarahpun, asal muasal nama Indonesia hampir tidak ada, kalaupun ada hanya sedikit yang menyinggungnya, makanya ketika saya iseng-iseng nanya pada seorang pelajar SMU baru-baru ini tentang sejarah nama Indonesia, saya tidak heran ketika si pelajar mengatakan tidak tahu dan tidak hapal.Untuk itu mari kita berbagai cerita mengenai asal usul nama Indonesia.
Pada zaman purba, kepulauan tanah air disebut dengan aneka nama. Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan tanah air dinamai Nan hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa Indoa menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "Jawa" oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun. Dalam bahasa Arab juga dikenal Samathrah (Sumatra), Sholibis (Sulawesi), Sundah (Sunda), semua pulau itu dikenal sebagai kulluh Jawi (semuanya Jawa).
Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah "Hindia". Semenanjung Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia Belakang". Sedangkan tanah air memperoleh nama "Kepulauan Hindia" (Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau "Hindia Timur" (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais).
Pada jaman penjajahan Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur).
Eduard Douwes Dekker ( 1820 – 1887 ), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga "Kepulauan Hindia" ( Bahasa Latin insula berarti pulau). Nama Insulinde ini kurang populer.
Nusantara
Pada tahun 1920, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker ( 1879 – 1950), yang dikenal sebagai Dr. Setiabudi (cucu dari adik Multatuli), memperkenalkan suatu nama untuk tanah air kita yang tidak mengandung unsur kata "India". Nama itu tiada lain adalah Nusantara, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya. Setiabudi mengambil nama itu dari Pararaton, naskah kuno zaman Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19 lalu diterjemahkan oleh JLA. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920.
Pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian nusantara zaman Majapahit. Pada masa Majapahit, Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam Bahasa Sansekerta artinya luar, seberang) sebagai lawan dari Jawadwipa (Pulau Jawa). Sumpah Palapa dari Gajah Mada tertulis "Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa" (Jika telah kalah pulau-pulau seberang, barulah saya menikmati istirahat).
Oleh Dr. Setiabudi kata nusantara zaman Majapahit yang berkonotasi jahiliyah itu diberi pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambil kata Melayu asli antara, maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu "nusa di antara dua benua dan dua samudra", sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi nusantara yang modern. Istilah nusantara dari Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif dari nama Hindia Belanda.
Sampai hari ini istilah nusantara tetap dipakai untuk menyebutkan wilayah tanah air dari Sabang sampai Merauke.
Indonesia
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan ( 1819 – 1869 ), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Ingris, George Samuel Windsor Earl ( 1813 – 1865 ), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis:
"... the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians".
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon ( Srilanka ) dan Maladewa. Earl berpendapat juga bahwa nahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah "Indian Archipelago" terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan:
"Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago".
Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826 – 1905 ) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.
Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat ( Ki Hajar Dewantara ). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Nama indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti indisch (Hindia) oleh Prof. Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan indonesiër (orang Indonesia).
Identitas Politik
Pada dasawarsa 1920-an, nama "Indonesia" yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama "Indonesia" akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.
Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya,:
"Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut "Hindia Belanda". Juga tidak "Hindia" saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya."
Di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924). Pada tahun 1925, Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama "Indonesia". Akhirnya nama "Indonesia" dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.
Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; parlemen Hindia Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Hindia Belanda agar nama "Indonesia" diresmikan sebagai pengganti nama "Nederlandsch-Indie". Tetapi Belanda menolak mosi ini.
Dengan jatuhnya tanah air ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama "Hindia Belanda". Lalu pada tanggal 17 Agustus 1945, lahirlah Republik Indonesia.
dari berbagai sumber
oleh Joy Setiawan
Nikita - Seperti Yang Kau Ingini (OST Buku Harian Nayla)
bukan dengan barang fana
kau membayar dosaku
dengan darah yg maha
tiada noda dan celah
bukan dengan emas perak
kau menebus diriku
oleh segenap kasih
dan pengorbananmu
reff:
ku telah mati dan tinggalkan
jalan hidupku yg lama
semuanya sia-sisa
dan tak berarti lagi
hidup ini kuletakkan
pada mesbahmu ya tuhan
jadilah padaku seperti
yg kau ingini
bukan dengan emas perak
kau menebus diriku
oleh segenap kasih
dan pengorbananmu
janjimu seperti fajar pagi hari
ketika ku hadapi kehidupan ini
jalan mana yg harus kupilih
ku tahu ku tak mampu
ku tahu ku tak sanggup
hanya kau Tuhan tempat jawabanku
ku pun tahu ku tak pernah sendiri
selama engkau Allah yg menggendongku
tanganmu membelaiku
cintamu memuaskanku
kau mengangkatku ke tempat yg tinggi
reff:
janjimu seperti fajar pagi hari
dan tiada pernah terlambat bersinar
cintamu seperti sungai yg mengalir
dan ku tahu betapa dalam kasihmu
24 Jam untuk guru
Kamis, 22 April 2010 09:20:23
Membincangkan perihal membaca dan menulis mestinya penting untuk para guru, keduanya menjadi bagian penting dalam pekerjaan guru. “Kapan punya waktu untuk membaca dan menulis?” pertanyaan itu acap mengemuka dalam berbagai forum guru.
Tentu saja, pertanyaan demikian tidak luput dari situasi guru yang bergelut dengan persiapan mengajar dan mengoreksi pekerjaan siswa, di luar waktu mengajar di depan kelas. Pertanyaan tersebut tidak akan disampaikan oleh mereka yang tidak membaca atau menulis apapun, tetapi tidak juga melakukan pekerjaan lain.
Ada pengalaman konkret para sahabat saya yang menjadi guru di seberang pulau, mereka sepulang sekolah tetap sibuk dengan urusan koreksian hingga menjelang akhir hari. Bahkan, tidak perlu jauh beranjak di kota ini pun, tidak sedikit guru yang bertekun dengan segala urusan persekolahan.
Untuk memperkaya pengetahuan sendiri pun bahkan terlupakan. Terhadap totalitas pada pekerjaan yang mereka lakukan tentulah saya patut memberikan apresiasi tersendiri. Ada anggapan bahwa pekerjaan tidak akan pernah selesai diberi waktu berapapun, tetapi waktu sedikitpun untuk membaca atau menulis tidak akan pernah kita dapatkan tanpa secara sengaja menyisihkannya.
Lebih mudah menenggelamkan diri dalam rutinitas pekerjaan daripada membiasakan membaca dan menulis. Kesibukan menjadi alasan untuk abai melakukan kegiatan membaca atau menulis. Tuan atas waktu Ada kesamaan waktu yang dimiliki para guru yakni 24 jam dalam sehari.
Jika semua guru mempunyai kesibukan yang sepadan, lantas apa bedanya? Bedanya adalah cara mengelolanya. John McGrath (2006) menyebut kunci kesuksesan adalah cara menggunakan waktu. Banyak orang (termasuk guru) suka memberitahukan betapa kerasnya mereka bekerja dan betapa tertekannya mereka.
Merasa tertekan seharusnya tidak perlu dipamerkan. Heroisme adalah mampu menangani banyak hal dalam kehidupan tanpa merasa tertekan. Humor kecil ini menjadi pertanda bahwa faktor utama perubahan hanyalah guru sendiri. Sebut saja gaji guru Amerika US$6.000.
Dalam sebulan, setelah berbagai pengeluaran dan kebutuhan terbayar, masih tersisa US$1.500. Ketika ditanya mengenai kegunaan sisa uang tersebut, jawabnya “It’s my business, itu urusan saya!” Guru Indonesia yang bergaji 1,5 juta sebulan, setelah menghitung segala kebutuhan dan sosialnya diperoleh angka 3 juta.
Ketika ditanya mengenai asal-usul untuk menutup kekurangannya, jawabnya “It’s my business, itu urusan saya!”. Jika defisit keuangan menjadi urusan diri sendiri, maka hal mengatur waktu, tidak bisakah guru juga bersikukuh memiliki waktunya sendiri, mengatur sendiri, bahkan menjadi tuan atas waktu sendiri.
Ada kebiasaan yang mudah dirumuskan, tetapi tidak gampang untuk dilaksanakan. Berikan waktu untuk porsi pekerjaan sekolah, berikan juga waktu untuk pribadi atau keluarga. Sebuah pengalaman pribadi, jika tidak dalam keadaan mendesak pantang membawa koreksian ke rumah.
Secara ajeg, pukul empat sore menjadi batas waktu untuk pekerjaan, selebihnya untuk pengembangan pribadi, baik membaca maupun menulis. Ada anggapan pekerjaan guru sangat melelahkan dan menyita banyak energi, sehingga usai mengajar para guru tidak lagi menyisakan tenaga untuk aktivitas produktif lainnya.
Jika persoalannya adalah energi, maka antusiasme haruslah dibangun lebih dulu. Antusiasme akan tumbuh jika ada impian-impian yang ingin diwujudkan. Akhirnya persoalan pengembangan diri, entah membaca ataupun menulis, tergantung impian-impian para guru sendiri.
Impian untuk konteks zaman kini biasa disebut visi. Kalau saya, sederhana saja “tidak ingin menjadi guru yang biasa-biasa saja”. Artinya, luar biasa (bukan biasa di luar alias banyak mangkir).
Membincangkan perihal membaca dan menulis mestinya penting untuk para guru, keduanya menjadi bagian penting dalam pekerjaan guru. “Kapan punya waktu untuk membaca dan menulis?” pertanyaan itu acap mengemuka dalam berbagai forum guru.
Tentu saja, pertanyaan demikian tidak luput dari situasi guru yang bergelut dengan persiapan mengajar dan mengoreksi pekerjaan siswa, di luar waktu mengajar di depan kelas. Pertanyaan tersebut tidak akan disampaikan oleh mereka yang tidak membaca atau menulis apapun, tetapi tidak juga melakukan pekerjaan lain.
Ada pengalaman konkret para sahabat saya yang menjadi guru di seberang pulau, mereka sepulang sekolah tetap sibuk dengan urusan koreksian hingga menjelang akhir hari. Bahkan, tidak perlu jauh beranjak di kota ini pun, tidak sedikit guru yang bertekun dengan segala urusan persekolahan.
Untuk memperkaya pengetahuan sendiri pun bahkan terlupakan. Terhadap totalitas pada pekerjaan yang mereka lakukan tentulah saya patut memberikan apresiasi tersendiri. Ada anggapan bahwa pekerjaan tidak akan pernah selesai diberi waktu berapapun, tetapi waktu sedikitpun untuk membaca atau menulis tidak akan pernah kita dapatkan tanpa secara sengaja menyisihkannya.
Lebih mudah menenggelamkan diri dalam rutinitas pekerjaan daripada membiasakan membaca dan menulis. Kesibukan menjadi alasan untuk abai melakukan kegiatan membaca atau menulis. Tuan atas waktu Ada kesamaan waktu yang dimiliki para guru yakni 24 jam dalam sehari.
Jika semua guru mempunyai kesibukan yang sepadan, lantas apa bedanya? Bedanya adalah cara mengelolanya. John McGrath (2006) menyebut kunci kesuksesan adalah cara menggunakan waktu. Banyak orang (termasuk guru) suka memberitahukan betapa kerasnya mereka bekerja dan betapa tertekannya mereka.
Merasa tertekan seharusnya tidak perlu dipamerkan. Heroisme adalah mampu menangani banyak hal dalam kehidupan tanpa merasa tertekan. Humor kecil ini menjadi pertanda bahwa faktor utama perubahan hanyalah guru sendiri. Sebut saja gaji guru Amerika US$6.000.
Dalam sebulan, setelah berbagai pengeluaran dan kebutuhan terbayar, masih tersisa US$1.500. Ketika ditanya mengenai kegunaan sisa uang tersebut, jawabnya “It’s my business, itu urusan saya!” Guru Indonesia yang bergaji 1,5 juta sebulan, setelah menghitung segala kebutuhan dan sosialnya diperoleh angka 3 juta.
Ketika ditanya mengenai asal-usul untuk menutup kekurangannya, jawabnya “It’s my business, itu urusan saya!”. Jika defisit keuangan menjadi urusan diri sendiri, maka hal mengatur waktu, tidak bisakah guru juga bersikukuh memiliki waktunya sendiri, mengatur sendiri, bahkan menjadi tuan atas waktu sendiri.
Ada kebiasaan yang mudah dirumuskan, tetapi tidak gampang untuk dilaksanakan. Berikan waktu untuk porsi pekerjaan sekolah, berikan juga waktu untuk pribadi atau keluarga. Sebuah pengalaman pribadi, jika tidak dalam keadaan mendesak pantang membawa koreksian ke rumah.
Secara ajeg, pukul empat sore menjadi batas waktu untuk pekerjaan, selebihnya untuk pengembangan pribadi, baik membaca maupun menulis. Ada anggapan pekerjaan guru sangat melelahkan dan menyita banyak energi, sehingga usai mengajar para guru tidak lagi menyisakan tenaga untuk aktivitas produktif lainnya.
Jika persoalannya adalah energi, maka antusiasme haruslah dibangun lebih dulu. Antusiasme akan tumbuh jika ada impian-impian yang ingin diwujudkan. Akhirnya persoalan pengembangan diri, entah membaca ataupun menulis, tergantung impian-impian para guru sendiri.
Impian untuk konteks zaman kini biasa disebut visi. Kalau saya, sederhana saja “tidak ingin menjadi guru yang biasa-biasa saja”. Artinya, luar biasa (bukan biasa di luar alias banyak mangkir).
Kenaikan kelas
Kamis, 17 Juni 2010 10:31:02
Usai ulangan umum semester kedua, yang jamak terjadi adalah kenaikan kelas untuk siswa SD, SMP dan SMA. Perolehan nilai selama setahun dipertimbangkan sebagai syarat kenaikan kelas. Pembahasan kenaikan kelas terhadap siswa oleh seluruh guru menjadi kesempatan untuk meneguhkan keutamaan pendidik dalam mendidik. Yang belum pernah terlibat, tentu tidak gampang membayangkan betapa menariknya suasana di dalamnya.
Meminjam istilah Alex Shirran dalam Evaluating Students (2008), dalam rapat membahas siswa, guru tidak mudah untuk menghindari efek 'halo' yakni kecenderungan untuk menaikkan angka karena siswa memberikan kesan baik, bukan berdasarkan kualitas, dan efek 'garu' (garpu rumput) yakni menurunkan angka siswa berdasarkan kesan negatif.
Menaikkan atau tidak menaikkan perolehan angka bukanlah persoalan katrol-mengatrol. Di sana ada upaya memberikan penghargaan kepada siswa. Nilai mestinya mencerminkan proses pembelajaran. Prestasi murid bukan sekadar usaha siswa, tetapi wujud kinerja guru. Memperhitungkan perihal afeksi atau sikap siswa bisa jatuh pada penilaian sepihak, sekadar tuduhan yang bersifat asumtif belaka.
Satu hal yang patut dicatat adalah ketika membahas siswa di ruang rapat, siswa tidak hadir dan membela diri, sangat mungkin terjadi penilaian sepihak. Terhadap situasi ini, setiap guru semestinya mengenal setiap siswanya secara pribadi.
Ada inspirasi dari tradisi pendidikan yang terlupakan yakni pentingnya cura personalis dalam dinamika persekolahan. Relasi guru dengan siswa adalah relasi pribadi, bukan relasi transaksi. Cura personalis dimaknai sebagai perhatian atau pemeliharaan kepada setiap pribadi siswa. Mengenal, bersemuka, dan memahami perkembangan setiap pribadi siswa tentunya prasyarat yang mesti dipenuhi untuk menghidupi cura personalis, dengan demikian guru tidak terhenti pada relasi administratif dengan siswanya.
Sebuah sekolah swasta yang tergolong berusia muda mempunyai semboyan bersekolah dengan senang dan senang di sekolah. Jiwa yang hidup, jiwa yang senang, atau jiwa yang kreatif dari para siswanya telah menjadi impian bersama. Semboyan itu terjadi kalau relasi seluruh keluarga civitas terjadi kedekatan. Untuk mewujudkan relasi, semestinya secara proporsional perlu diperhitungkan jumlah siswa yang mesti menjadi perhatian guru. Tentu tidak disarankan pendidikan ala pabrik alias industri sekolah ombyokan. Padahal sekarang sekolah-sekolah favorit berlomba menambah jumlah daya tampung demi mengejar kewajiban guru mengajar 24 jam. Pendidikan demikian hanya akan menjauhkan guru dari siswa. Guru pun akhirnya akan lebih suka menyibukkan diri pada urusan administratif daripada membangun relasi pribadi mengenal siswanya.
Jumat, 18 Juni 2010
Pada suatu ketika
Ketika melihat tempat parkir sepeda motor di Warnet penuh
Komentarku : Banyaknya orang tergila2 dengan internet !!!
Ketika melihat Apotik yang sekaligus tempat dokter praktek, tempat parkir padat dengan sepeda motor yang diparkir, dan mobil di pinggir jalan.
Komentarku : Wow . . . Bisnis obat laris !!!
Ketika memarkir speda motor di Rumah sakit dalam rangka melawat kerabat yang sakit dan di-opname ternyata juga sulit, karena banyaknya sepeda motor pengunjung lain yang juga membezoek saudara / kerabatnya.
Komentarku : betapa banyak pendapatan penjaga parkir !!!
Ketika murid-murid yang berhalangan masuk sekolah pada hari sekolah, dengan surat ijin yang ditandatangani oleh orang tua mereka, alasan terbanyaknya adalah karena sakit
Komentarku : Semoga esoknya bisa masuk sekolah kembali !!!
Ketika ada upacara bendera di sekolah ( yang hanya dilaksanakan pada moment-moment tertentu), ada murid yang tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri
Komentarku : Hanya berdiri kurang dari 1 jam pelajaran ( 45 menit ) sudah pingsan ???
Kini, ketika Pramuka SMA Yos Sudarso Cilacap akan mengadakan kemah Pramuka Bantara di Kaliori-Banyumas, beberapa orang tua, kebanyakan ibu2 datang ke sekolah, dengan tujuan yang sama : Mohon ijin bahwa anak-anak mereka tidak bisa ikut kemah dengan alasan yang kurang lebihnya sama : Kuatir kalau kecapaian anaknya akan sakit
Komentarku : Betapa rentan / lemah-nya kesehatan anak2 muda jaman sekarang !!!
Dalam hati aku berpikir : Hidup adalah perjuangan untuk mempertahankan kehidupannya masing2, bagaimana mereka bisa berjuang jika mereka mudah sakit ?
Akhirnya aku menyimpulkan pendapatku sendiri :
Ternyata sehat itu anugerah - rahmat dan amat sangat menyenangkan !!!
( Suatu rahmat yang kadang lupa untuk disyukuri )
Langganan:
Postingan (Atom)