Rabu, 15 Desember 2010

Bilik Asmara Merapi Itu Tidak Digunakan



SLEMAN, KOMPAS.com — Pengungsi bencana letusan Gunung Merapi yang berada di Stadion Maguwoharjo, Depok, Kabupaten Sleman, belum memanfaatkan bilik asmara yang disediakan pengelola barak pengungsian karena para pengungsi tidak tahu jika disediakan fasilitas tersebut.

"Kami malah tidak tahu jika ada bilik asamara untuk pasangan suami istri," kata salah satu pengungsi dari Dusun Gaungan, Desa Wukirsari, Cangkringan, Rabu (24/11/2010).

Menurut dia, dirinya telah mengungsi di Stadion Maguwoharjo sejak erupsi besar Gunung Merapi pada 5 November yang menghancurkan dusun dan rumahnya.

"Ya kalau dihitung sudah lebih dua minggu kami mengungsi dan selama ini memang kesulitan untuk menyalurkan kebutuhan biologis suami istri," katanya.

Pengelola Stadion Maguwoharjo, Depok, Sleman, telah menyediakan dua kamar ukuran besar untuk memenuhi kebutuhan biologis pasangan suami istri.

Bilik dengan ukuran kamar 8 x 9 meter yang berada di lantai 2 sisi barat Stadion Maguwoharjo tersebut dilengkapi kamar mandi serta kasur dan bantal.

"Kami menyediakan kamar ini untuk para pengungsi yang ingin berhubungan suami istri," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Stadion Maguwoharjo Sarah Waluyo.

Secara teknis, sebenarnya sangat mudah bagi pasangan suami istri untuk menggunakan kamar tersebut.

Asal mereka adalah suami istri dan memberitahu posko, maka dengan cepat petugas akan mengantar dan memberikan kunci kamar.

"Asal suami istri, kami persilakan mereka ke kamar yang telah disediakan, kami tahu para pengungsi sudah setengah bulan di barak pengungsian umum ini, jadi kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai hiburan dan pelepas rasa stres," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar