Jumat, 18 Juni 2010

AGUSTINUS




Ayahnya mendambakan, supaya Agustinus yang cerdas itu kelak menjadi orang yang termasyur. Maka ia mengirimnya ke sekolah-sekolah terbaik. Mula-mula di Afrika Utara, tempat kelahirannya, kemudian Roma dan Milano/ agustinus membaca dengan tekun segala buku ilmiah yang diperolehnya. Ia mengunjungi orang cerdik pandai dan belajar dari mereka. Hasilnya : Agustinus menjadi mahaguru kenamaan.
Sering orang-orang Roma berbondong-bondong dating hanya untuk mendengar kuliah dan pidatonya. Pada waktuitu Agustinus masih kafir dan banyak sekali berbuat dosa. Dari seorang gundik, ia mendapat seorang anak yang mati muda. Agustinus menganut Manekeisme, suatu aliran keagamaan dari Persia.
Tetapi hatinya bergejolak dan tidak tenteram : “ Hatiku gelisah. Rupanya belum segala sesuatu kuketahui.” Monika, ibunya, sejak mula niscaya mengatakan, bahwa Agustinus harus membaca sabda Tuhan dalam injil. Dalam sabda Tuhan itulah terdapat lebih banyak kebijaksanaan dan kebenaran daripada ilmu-ilmu duniawi. Agustinus tergelak mencemooh : “Kitab suci terlalu sederhana bagiku. Tak akan menambah pengetahuanku sedikitpun ! “ tetapi ibu Monika tetap tabah dan berdoa terus, agar anaknya mau menjadi Kristen
Di Milano, Agustinus bertemudengan Uskup Ambroi\sius, seorang bekas Gubernur. Agustinus menyaksikan dari dekat hidup para biarawan yang bahagia dan mengikuti tata tertib yang tegas. Mereka bijaksana dan ramah. Agustinus tersentuh hatinya dan mulai berpikir : “Injilkah yang menjiwai mereka itu ? “
Ia mulai merenung dan bersamadi. Suatu hari ia mendengar suara anak namun tak terlihat : “Ambil dan bacalah ! “ Agustinus menjamah Kitab Injil itu, membukanya dan membaca : “ Marilah kita hidup sopan seperti yang dilakukan orang pada siang hari, jangan berpesta-pora, mabuk-mabukan. Jangan berbuat cabul dan menuruti hawa nafsu. Jangan berkelahi dan irihati. Kenakanlah Tuhan Jesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” ( Rom 13, 13-14 )
Agustinus yang telah banyak mendalami filsafat itu akhirnya terbuka pikirannya dan melihat kebenaran sejati, yakni wahyu illahi yang dibawakan oleh Jesus Kristus. Ia dibaptis pada usia 32 tahun. Tujuh bulan sesudahnya, ibunya menginggalkan puteranya menghadap Bapak dengan tenang. Agustinus kembali ke Afrika. Di tanah kelahirannya itulah ia ditahbiskan Imam dan pada usia 41 tahun diangkat menjadi Uskup di kota Hippo.
Ia menggoreskan rasa syukur dan terima kasihnya kepada Tuhan dalam bentuk nyanyian dan banyak buku yang ditulisnya. Tak terbilang jumlahnya orang berdosa yang bertobat, karena membaca buku-bukunya.
Demikianlah Tuhan yang maha baik telahmengubah seorang yang banyak berbuat dosa menjadi seorang suci yang ternama

Agustinus , Uskup dan Pujangga Gereja
Putera Santa Monica
Lahir tahun 354 di Tagaste ( Afrika Utara )
Wafat tahun 430 di Hippo
Bukunya yang terkenal : “ Pengakuan ” dan “Negara Tuhan “
Ia menulis aturan hidup membiara
Lambang : Tongkat dan Mitra Uskup
Pelindung para calon Imam ( Seminaris )
Pesta Nama : 28 Agustus

Sumber : Ensiklopedi Orang Kudus , Yayasan Cipta Loka Caraka, halaman 42-44

Tidak ada komentar:

Posting Komentar